Demak – Dua hari yang lalu Genderang pemilihan bupati (pilbup) Demak 2015 baru ditabuh oleh komisi pemilihan umum (KPU), namun gaungnya sudah menggema di kota wali tersebut. Namun demikian Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di kota yang memiliki ikon baru sebagai Serambi Madinah inidi duga akan pecah berkeping- keping .
Seperti yang dilansir dari demakpos.com Senin (8/6) pagi, perpecahan KIH tersulut oleh keputusan PDIP (peraih 8 kursi DPRD Demak) sudah memastikan diri akan mencalonkan seorang bupati dari kader murni, HS Fahrudin Bisri Slamet SE. Saat ini Bisri, tercatat sebagai peraih suara terbanyak (15.133) pada pemilu 2014 dan menjadi anggota dewan untuk kedua kali.
Sementara PKB, parpol sekoalisinya justru unggul satu kursi yaitu sebanyak 9 (sembilan) kursi dengan total perolehan suara pemilih terbanyak sehingga kader PKB dinobatkan sebagai ketua dewan. Partai berlambang bola dunia ini, justru telah melakukan penjaringan balon bupati dan wakil bupati periode 2016-2021 sebelum genderang pilkada ditabuh meriah oleh KPU.
Permasalahannya, karena dalam penjaringan balon PKB tersebut tercatat petahana (Dachirin Said) ikut mengantre rekomendasi dalam posisi balon bupati. Pertanyaannya, apakah PDIP mau mengalah sebagai wakil bupati atau sebaliknya PKB bersikukuh untuk menyabet bupati karena suara dan perolehan kursinya lebih unggul daripada PDIP.
Kalau kedua parpol tersebut sama-sama bersikukuh dengan ke-gengsi-annya masing-masing, maka tidak ada jalan lain kecuali harus berpisah (pecah) dalam KIH, dengan pertimbangan PKB tinggal mencari tambahan 1 kursi, dan PDIP juga masih mencari tambahan 2 kursi untuk dapat mengajukan balonnya ke KPU.
“Tambahan kursi itu gampang dan enteng”, kata elite politik dua parpol yang enggan disebut jati dirinya secara terpisah. (mac)