Kudus – Kota Kudus sejak dulu  dikenal sebagai kota kretek , karena sejarah adanya rokok kretek di Indonesia dimulai dari kota ini .  Niti Semito pribumi Kudus merupakan cikal bakal pendiri  industry rokok kretek yang saat ini menjadi salah satu industry terbesar di Kudus yang menyerap ribuan pekerja. Dari kota Kudus inilah setiap bulannya menyetor milyaran rupiah pemasukan kepada negara berupa cukai tembakau dari puluhan industry rokok yang terbesar di kota ini.

Selain di kenal sebagai kota kretek kota Kudus juga dikenal sebagai kotanya para wali karena di kota ini tepatnya di Desa Kauman Menara  satu dari wali songo yaitu Sunan Kudus di semayamkan disini dan setiap hari makam itu tiada sepi dari para peziarah yang datang dari penjuru pulau jawa , sebagian luar Jawa bahkan ada pula peziarah yang datang dari luar negeri. Makam Sunan Kudus atau Raden Ja’far Shodiq ini merupakan icon wisata ziarah di kabupaten Kudus , oleh karena itu pemerintah kabupaten Kudus menata tersendiri kawasan kota lama Kudus ini agar para peziarah nyaman . Diantaranya dengan memperbaiki jalan , menata pedagang kaki lima sampai dengan membangun tempar parkir yang luas yang menampung puluhan kendaraan.

20150615_170655

Selain itu event-event tahunan juga diselenggarakan secara rutin , seperti pesta dandhangan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan , dan juga event pembagian nasi jangkrik di tanggal 10 Asyuro dalam memeriahkan ritual bukak luwur sunan Kudus. Itu semua dilakukan agar kunjungan para peziarah ke kota ini semakin lama semakin banyak , selain itu pula dilakukan agar pezirah yang belum pernah ke kota Kudus ini dapat singgah di kota ini . Untuk menikmati kekhusukan berziarah dan juga keindahan kota kretek ini.

Kudus merupakan kota tua yang menyimpan berbagai macam peninggalan sejarah diantara yang masih bisa kita saksikan saat ini adalah kemegahan Menara Kudus  ,  Masjid  “Al-Aqsa “ dan makam Sunan Kudus. Dari inskripsi dituliskan jika Masjid Kuno Kudus didirikan pada tahun 956 Hijriah atau tahun 1549 masehi . Yang mendirikan masjid ini adalah Ja’far Shodiq  dinamakan Masjid Al Aqsa atau Al- Manar dan kota tempat berdirinya mesjid ini disebut Al-Quds.

Sampai sekarang Masjid Kuno ini telah mengalami renovasi berkali-kali diantaranya pada tahun 1919 masjid yang dahulunya kecil dibongkar dan dilebarkan , namun demikian renovasi tersebut tidak membuang kayu-kayu lama. Pada tahun 1925 karena tidak dapat menampung  jamaah shalat Jum’at maka masjid ini ditambah serambi  yang lebih lebar , agar jamaah shalat jum’at tidak kepanasan tau kehujanan. Pada tahun 1933 Masjid ini juga mengalami renovasi kembali seiring dengan pertumbuhan warga , sehingga lawang kembar yang dahulunya bertempat di paling belakang atau diluar masjid kini didalam masjid . Selain itu pula Masjid direnovasi dengan menambah bangunan berupa kubah-kubah dengan arsitek ala Persia yang bisa kita lihat sampai sekarang.(Muin)