Tampak drum drum air warga siap diisi droping bantuan air

Jepara – Salah satu desa yang setiap tahun kekurangan air bersih adalah desa Kedungmalang kecamatan Kedung. Desa ini merupakan desa Pesisir sehingga suplai air bersih yang utama adalah aliran PDAm Tirta Jungpara. Namun selama 5 tahun ini suplai air bersih ke desa ini tak lancar. Tidak hanya musim kemarau musim hujanpun kadang tersendat.

Warga yang membutuhkan air biasanya membeli ke penjual air yang keliling dari kampung ke kampung. Namun bagi yang tak punya penghasilan tetap menunggu bantuan air yang disuplai dengan mobil tangki air. Air tersebut merupakan bantuan dari pemerintah daerah , relawan atau lembaga sosial atau donatur yang lainnya.

Dalam keseharian di depan rumah warga nampak drum drum air yang berjajar rapi. Jika mempunyai uang mereka membeli air dari penjual keliling kemudian diisi utamnya untuk kebutuhan memasak , Sisanya untuk cuci dan mandi. Sedangkan jika menunggu bantuan drum drum itu diisi ketika mobil tangka air bantuan datang.

Sakdul Ghofur , Warga Kedungmalang, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara bercerita jika puluhan tandon air sudah mulai berjejer rapi di depan rumah warga, maka hal tersebut menjadi tanda jika desanya mulai dilanda kekeringan air.

Kondisi tersebut menurutnya sudah terjadi sekitar lima tahun terakhir, ketika mulai banyak rumah-rumah baru yang didirikan di Desa Kedungmalang. Sehingga, air dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Jungporo semakin sulit mengalir di desanya.

“Di sini kekurangan air tidak cuma pas musim kemarau. Musim penghujan juga seringnya nadah air (hujan), soalnya air PDAM seringnya tidak mengalir,” katanya di kediamannya, (9/9/2024).

Ia bersama ratusan warga Kedungmalang lainnya terpaksa hanya mengandalkan kiriman air dari truk tangki Perumda Tirta Jungporo yang datang setiap 2-3 hari sekali. Sekali datang, ia biasanya mendapat jatah air sekitar 3-4 drum. Setiap drumnya ia harus membayar sebesar Rp3-4 ribu.

Air tersebut terpaksa harus ia hemat agar cukup sampai dengan adanya dropping kembali dari Perumda Tirta Jungporo. Dropping air dari PDAM biasanya hanya ia gunakan untuk mencuci piring, baju, dan mandi

Direktur Utama Perumda Tirta Jungporo, Sapto Budirianto pada Betanews.com mengakui, Desa Kedungmalang termasuk salah satu daerah yang membutuhkan penanganan khusus agar kebutuhan air bisa terpenuhi.

“Ada dua daerah yang cukup menjadi concern (karena airnya tidak bisa mengalir dengan lancar), salah satunya memang Kedungmalang. Kemudian satunya lagi Desa Ujungpandan, Kecamatan Welahan,” katanya saat ditemui di Kantor Perumda Tirta Jungporo, Jumat (6/9/2024).

Menurutnya, air PDAM yang mengalir ke Desa Kedungmalang bersumber dari reservoir (tempat penyimpanan cadangan air) Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan. Suplainya berasal dari dari tiga sumur milik Perumda Tirta Jungporo di Kecamatan Welahan dan Pecangaan serta instalasi pengolahan air dekat Bendungan Sungai Bongpes.

Namun saat ini, instalasi pengolahan air tersebut sedang tidak beroperasi karena Sungai Bongpes yang menjadi jalur dari Sungai SWD II sedang dalam tahap normalisasi.

 

“Mudah-mudahan di akhir tahun setelah proses normalisasinya selesai, proses produksi air bisa maksimal, sehingga suplai air juga bisa lancar,” jelasnya

Kemudian saat musim hujan, ketika debir air sungai tinggi itu juga tidak bisa diolah karena airnya keruh. Air tersebut tidak bisa diolah oleh mesin instalasi air, sehingga produksi air menurun.

“Saat musim hujan karena luapan banjir airnya keruh bercampur dengan lumpur. Kalau tingkat kekeruhannya tinggi, kita kesulitan menjernihkan air tersebut,” ungkapnya.

Upaya yang ia lakukan yaitu dengan dropping air gratis bagi masyarakat yang menjadi pelanggan Perumda Tirta Jungporo. Selain itu juga dari donatur lainnya misalnya timses calon Bupati dan Gubernur , dan juga fihak lainnya yang setiap hari rutin mengirim air jika kemarau tiba.