Jepara – Meski saat ini sudah memasuki jaman digital namun tradisi lama sampai saat ini masih ada. Jaman dahulu ketika panen padi masih menggunakan tenaga manusia atau manual. Usai panen padi ada beberapa orang yang mencari padi sisa di sawah pekerjaan tersebut disebut “Ngasak”.
Tradisi ini sampai sekarang masih ada yang melakukannya meskipun hanya beberapa gelintir orang saja. Hal ini terlihat di area persawahan desa Batukali kecamatan Kalinyamatan yang jauh dari pemkiman warga . Ada suami istri yang melakukan Ngasak ini usau berjualan ikan di pasar Guwosobokerto.
Dengan berbekal sabit keduanya masuk ke sawah yang usai di panen atau ditinggakan pemiliknya karena gagal panen. Dengan menyusuri pematang sawah mereka mencari bulir bulir padi yang masih menempel di batangnya. Padi padi itupun dipotong dengan sabit lalu dimasukkan ke dalam ember plastic bekas cat.
“ Udah hampir seminggu ini saya ngasak di lokasi sini . Habis jualan ikan saya sama istri mampir ke sawah ini ambil padi yang masih ada . Meski tak banyak lumayan bisa jadi beras nanti untuk simpanan kala membutuhkan”, kata Subkhan warga Tedunan kecamatan Kedung pada kabarseputar muria Minggu 8/9/2024
Subhan awalnya hanya mampir dan mencoba melihat dari dekat ke dalam sawah. Ketika dilihat masih banyak buliran buliran padi yang menempel di batang padi iapun mencoba menmgambilnya. Ternyata masih banyak bulir padi yang tertinggal . Akhirnya ia dan istrinya memutuskan untuk ngasak seperti jaman dahulu.
“ Kalau dulu orang panen masih pakai alat sederhana yang ngasak masih banyak . Namun setelah panen dengan mesin tak banyak orang yang ngasak . Alhamdulillah beberapa hari ini saya kumpulkan sudah dapat banyak “, tambah Subkhan.
Buliran buliran padi yang didapatkan dari sawah sampai dirumah kemudian di pukul pukul dengan kayu. Setelah menjadi gabah kemudian dikeringkan sehingga airnya benar benar tidak ada. Selanjutnya dipilah pilah dengan diangin anginkan untuk menghilangkan bulir yang kosong . Setelah it disimpan dalam karung plastic.
“ Nanti kalau sudah terkumpul banyak baru dibawa ke tempat penggilingan padi . Setelah jadi beras kemudian untuk persediaan makan sehari hari di rumah . Setiap hari sedikit sedikit lama lama jadi banyak “, kata Subkhan lagi .
Pekerjaan Ngasak ini adalah sambilan setelah berjualan ikan di pasar Guwosobokerto. Ia berangkat dari rumah sekitar jam 3 pagi usai berjualan jam 8 pagi . Setelah itu ngasak selama 1 jam dan sampai di rumah sekitar jam 10 pagi . (Pak Muin)