Semarang – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler dari Rumah (RDR), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang gelar Webinar Kesetaraan Gender dengan tema“ Childfree Dalam Keluarga. Bagaimana ?”, Minggu (7/11/2021). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kelompok 17 melalui kanal Zoom Meeting.

Tujuan diadakannya webinar ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dan masyarakat pada umumnya tentang makna kesetaraan gender yang sebenarnya.

Acara berlangsung dengan menggunakan media zoom meeting yang mendatangkan Eva Triyani S.Pd sebagai pemateri dan Anis Fitria M.SI sebagai Keynote Speech sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok 17 KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang. Para peserta yang berjumlah 45 orang cukup antusias dalam mengikuti webinar ini sehingga acara dapat berjalan lancar dan tepat waktu.

Kesetaraan gender merupakan topik yang sedang fenomenal belakangan ini. Kesetaraan gender disebut juga sebagai keadilan gender, merupakan pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka.

Gaya hidup childfree atau memutuskan tidak memiliki anak mengalami tren peningkatan baik di Indonesia maupun luar negeri.

Ketika menemui fenomena childfree, sering kali akan menjadi respons yang dominan. Mengapa menikah jika kemudian tidak memiliki anak?
Terkait hal ini, Eva Triyani mengatakan “beberapa alasan yang melatarbelakangi keputusan tersebut antara lain masalah personal, kondisi psikologis, faktor lingkungan, isu fisik, ekomomi.

Keputusan ini memang sangat personal antara suami istri. Akan tetapi, juga tidak menutup kemungkinan memunculkan beberapa dampak seperti adanya stigma negatif dari masyarakat bahkan keluarga sendiri.

Pernikahan pada prinsipnya, tidak hanya melibatkan dua individu saja, tetapi juga dua keluarga besar. Keputusan untuk tidak memiliki anak sebaiknya disampaikan ke orang tua masing-masing.

Maka salah satu pihak yang perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan childfree ialah keluarga besar. “Sebab, orang tua dari pasangan suami istri itu tentu memiliki harapan pada pernikahan anak-anaknya. Salah satunya harapan untuk memiliki cucu yang meneruskan keturunannya.

Namun terlepas dari itu semua childfree tetap pilihan yang bebas diambil oleh siapapun, tanpa terkecuali.” jelasnya, Minggu (7/11/2021).
Kelompok 17 KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang