KUDUS – Banjir yang melanda Desa Kesambi Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus membuat ratusan rumah warga terendam. Jebolnya Sungai Piji membuat puluhan warga Kudus terpaksa mengungsi.

Untuk memastikan kondisi warga, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo langsung meninjau lokasi banjir, Jumat (21/2). Sebelum melihat tanggul yang jebol, Ganjar menengok puluhan pengungsi yang masih bertahan di Balai Desa setempat.

“Semua sehat?ada yang sakit tidak. Semua sudah makan kan?” sapa Ganjar pertama kali saat melihat para pengungsi.

Kedatangan Ganjar seperti obat bagi 69 warga yang mengungsi. Kepada pria berambut putih itu, warga bercerita bagaimana saat limpasan air Sungai Piji membanjiri rumah mereka.

“Sedada pak, semua basah. Tidak bisa tidur di rumah. Alhamdulillah sekarang sudah surut,” kata Sukini,47, salah satu warga.

Menurut Sukini, Banjir terjadi mendadak karena tanggul sungai jebol. Ia bersama warga lain langsung dilarikan untuk mengungsi.

“Takut, soalnya sebelumnya tidak pernah banjir seperti ini,” terangnya.

Ganjar dengan telaten mendengarkan cerita para pengungsi. Ia pun sesekali menghibur mereka dengan candaan-candaan yang membuat ger-geran.

“Yang penting sehat. Tanggulnya nanti segera diperbaiki. Kalau ada yang sakit, langsung minta diperiksa,” pinta Ganjar.

Usai melihat pengungsi, Ganjar melihat kondisi tanggul yang jebol menggunakan sepeda motor. Di lokasi, ia senang karena warga bergotong royong bersama TNI/Polri, BPBD serta relawan untuk membuat tanggul darurat dari kantong sak.

“Alhamdulillah tanggul darurat sudah dibuat, nanti kami segera permanenkan. Yang penting pengungsinya dulu. Kedatangan saya ke sini untuk memastikan pengungsi aman, logistik ada, obat-obatan ada, dapur umum ada dan sebagainya,” kata Ganjar.

Ganjar menerangkan, sedimentasi di sungai Piji memang sudah tinggi. Untuk itu, pihaknya meminta agar BBWS segera melakukan pengerukan sedimentasi.

Saat ditanya upaya normalisasi sungai, Ganjar mengatakan itu hal yang bisa dilakukan. Namun untuk jangka panjang, hal yang harus dilakukan adalah reboisasi, mengembalikan fungsi kawasan hulu agar lebih baik.

“Normalisasi, pengerukan sedimentasi itu hanya jangka pendek. Kita harus bicara jangka panjang, dengan menanam di kawasan atas. Mau bicara normalisasi tidak akan pernah cukup kalau hulunya rusak,” pungkasnya.

Selain di Kudus, Ganjar juga memantau beberapa titik banjir lainnya. Diantaranya di Pemalang, Pekalongan dan Batang.( liputan berita tim relawan Ganjar Pranowo/ editor masTok/bm)