Demak – Desa Kedungmutih kecamatan Wedung dikenal sebagai desa pesisir yang mata pencahariannya sebagai petambak garam dan nelayan. Para ibu rumah tangga banyak yang tidak mempunyai pekerjaan dan hanyalah sebagai ibu rumah tangga. Melihat kondisi itulah mendorong Ibu Saiqotun (45)  warga RT 01 RW 01 membuka usaha konfeksi. Selain ia mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarga juga bisa memberikan  lapangan pekerjaan pada tetangganya.

Di rumahnya pinggir jalan raya Kedungmutih – Kedungkarang istri perangkat desa ini membuka usaha konfeksi yaitu membuat celana pendek yang dipasarkan hingga keluar pulau Jawa. Ia membuka usaha berbahan baku kain ini berawal dari tidak ada kegiatan di rumah setelah putra putrinya beranjak besar. Selain itu ia mempunyai ipar yang membuka usaha konfeksi di desa Sendang Kalinyamatan Jepara.

“ Dari berbekal belajar dari saudara itulah saya bersama suami mencoba usaha konfeksi di rumah sendiri . Awalnya kita belanja kain tidak begitu banyak . Yang Bagian motong pak Adib suaminya saya lalu saya jahit dan obras sendiri setelah jadi saya bawa ke tempat saudara untuk dipasarkan. Nah setelah beberapa waktu permintaan terus naik akhirnya produksi kita tingkatkat  dengan merekrut tetangga “, cerita Saiqotun pada kabarseputarmuria.

Awalnya tetangga yang membantunya hanya satu orang saja. Mereka di rumah tak ada pekerjaan lalu dolan ke rumahnya  untuk diajari cara men jahit celana. Setelah bisa akhirnya mengambil orderan dari tempatnya. Setelah berlangsung beberapa waktu ada lagi tetangga satu juga minta di ajari sehingga makin banyak tetangganya yang bergabung mengambil pekerjaan jahitn celana di rumahnya.

“ Kalau yang warga desa Kedungmutih ada sekitar empat orang . Selain itu ada tiga lagi warga yang bergabung ambil pekerjaan di sini yaitu dari desa Kedungkarang dan Tedunan. Dari sini ambil bahan yang masih seperti ini . Setelah sampai rumah dijahit setelah jadi dibawa kesini lagi untuk ambil upah dan bahan lagi “, kata Saiqotun sambil menujukkan kain bahan celana yang berserakan di lantai rumahnya.

Untuk upah setiap celana jadi perpotong Rp 1.500 . Satu hari jika bekerja penuh satu orang panjahit bisa mendapatkan penghasilan Rp 45 ribu sampai Rp 60 ribu . Namun jika hanya sambilan karena mengurus anak dan keluarga satu harinya bisa mendapatkan uang Rp Rp 15 ribu -30 ribu . Sedangkan harga jual celana buatannya berkisar Rp 25 ribu – 30 ribu tergantung dari model dan ukuran.

Dengan adanya usaha sambilan di rumah Saiqotun mengaku ada tambahan penghasilan keluarganya selain gaji dan bengkok sebagai perangkat desa. Ia bersyukur setelah mempunyai usaha konfeksi ini bisa memberikan pekerjaan pada tetangganya. Mereka bisa mendapatkan penghasilan meskipun di rumah. Selain itu ia juga bisa melatihnya putrinya berwirausaha membuat celana di rumah dan tidak kerja di pabrik. (Muin)