Demak –  Kabupataen Demak merupakan salah satu daerah pesisir sehingga warganya ada yang berprofesi sebagai Nelayan. Sentra desa nelayan yang besar ada di 2 kecamatan yaitu Wedung dan Bonang. Desa Nelayan dikecamatan Wedung salah satunya adalah desa Kedungkarang.Warga yang mempunyai pekerjaan nelayan di desa ini ada 200an yang hidup dari melaut.

Perahu perahu mereka terparkir di pinggir sungai SWD 1 dan SWD 2 dari ukuran kecil sedang dan besar. Untuk perahu kecil biasanya dioperasikan satu nelayan dan menagkap ikan dipinggir laut. Sedangkan yang ukuran besar biasanya di operasikan 2-5 orang dan menangkap ikan hinggake tengah laut.

Muchsin (56) nelayan asal desa Kedungkarang pada kabarseputarmuria mengatakan, nelayan
merupakan salah satu pekerjaan warga desanya. Ia terjun sebagai nelayan sudah sejak mudahingga sekarang. Pekerjaan ini biasanya turun temurun dari orangtuanya dulu. Jumlah nelayan didesanya semakin lama semakin banyak.

Dulu warga desa Kedungkarang terkenal sebagai nelayan pemburu Kepiting. Namun karena lahan untuk mencari kepiting semakin sempit maka mereka beralih profesi sebagai nelayan. Dulu mencari kepiting tak pakai modal Untuk mencari ikan kelaut sekarang modalnya besar “kata Muchsin.

Agar bisa menangkap ikan ke laut modal yang harus disediakan paling sedikit Rp 50 juta. Uang
tersebut untuk membeli perahu mesin dan peralatan menangkap ikan. Sedangkan untuk
operasional harian menangkap ikan kelaut paling sedikit Rp 400-500 ribu. Uang tersebut untuk membeli bahan bakar solar sekitar Rp 350 – 400 ribu. Sedangkan sisanya untukmembeli es dan bekal di perjalanan.

Muchsin menambahkan penghasilan nelayan memang tak menentu setiap harinya. Bisa banyak bisa juga sedikit kadang juga kembali tak membawa hasil. Namun dari pengalamannya sebagai nelayan puluhan tahun hasil nelayan bisa untuk menghidupi keluarga. Meskipun tidak hidup berlebihan namun penghasilan nelayan bisa untuk harian keluarga .(Muin)