Jepara – Desa Karangrandu kecamatan Pecangaan mempunyai satu pedukuhan yang orang menyebutnya sebagai dukuh Buaran entah apa artinya . Dukuh Buaran ini terletak di sebelah Barat desa Karangrandu yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari pusat pemerintahan desa. Masuk desa ini suasananya tenang dan nyaman karena jalan jalan sepi dan lengang. Hanya suara sepeda motor dan sepeda onthel yang kadang terdengar melewati desa.
Ketika kabarseputarmuria memasuki desa ini terdengar suara khas dari setiap rumah . Yaitu suara mesin pintal kain yang terdengar bersahut sahutan . Ya di dukuh ini hampir setiap rumah warganya sebagai penenun kain yang mengambil order dari desa tetangga Troso yang jaraknya tidak lebih 2 KM. Selain pekerja pria , ibu ibu rumah tangga banyak pula yang berprofesi sebagai penenun kain di sela sela kesibukannya mengurus rumah tangga.
Anwar salah satu warga dukuh Buaran yang ditemui kabarseputar muria mengatakan , warga dukuh Buaran memang sebagian besar sebagai buruh tenun dan juga buruh tani. Pekerjaan menenun kain ini sudah dijalani warga puluhan tahun ketika desa Troso ada industry kecil pembuatan kain tenun. Dulunya warga bekerja ke desa Troso dengan cara lajo setiap hari. Namun kini warga Buaran bisa bekerja di rumah dengan memindah alat tenun ke rumah mereka.
“ Saya ini pekerja saja semua bahan dan alat milik bos sayaa di Troso , setiap Kamis sore ada anak buah bos yang datang ke sini untuk mengambil hasil kain jadi. Upah saya ya dihitung meteran . Kalau tak ada kegiatan lain yaa dapat banyak seharinya ya rata rata Rp 50 ribu – Rp 75 ribu upah borongannya”, kata Anwar yang di rumahnya ada tiga mesin tenun.
Selain bekerja sebagai penenun kain warga Buaran yang mempunyai lahan sawah menggarap sawahnya ,sedangkan yang tidak mempunyai lahan sawah biasanya menyewa lahan sawah atau bekerja sebagai buruh tani. Persawahan diseputar dukuh Buaran dikenal cukup produktif karena bisa panen tiga kali setiap tahun atau minimal dua kali. Sehingga ketika anda masuk ke desa ini akan disambut area persawahan yang menghijau.
Kondisi rumah rumah di desa ini juga lumayan bagus dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Rumah rumah didominasi bangunan baru berupa rumah tembok dari bata merah atau bata ringan. Jalan atau gang yang mengelilingi dukuh ini terdiri dari jalan aspal dan beton. Jalan beton era Dana Desa sudah dibangun di dukuh ini dan merupakan jalan lingkar. Lapangan untuk bermain warga juga cukup luas dan bagus untuk bermain bola.
Di dukuh ini ada sebuah Masjid yang digunakan untuk kegiatan sholat sehari-hari warga. Masjid ini terletak di tanah yang cukup tinggi satu komplek dengan pemakaman umum. Sekolah Dasar SD maupun MI di dukuh ini belum ada yang ada hanyalah sekolah PAUD itupun baru beberapa tahun . Sehingga anak-anak yang bersekolah mulai SD ke atas harus menuju ke Karangrandu yang jaraknya mencapai dua kilometer. (Muin)