Jepara  – Musim kemarau tiba sawah sawah yang dahulunya berair kini kering kerontang dan pecah pecah. Namun ada satu dua petani yang memanfaatkan lahan kering untuk mengais penghasilan. Mereka bertanam sayuran jenis Gambas , Timun Jawa (krai) , Blewah. Seperti yang dilakukan pak Madkan warga RT 1 RW 1 desa Karanganyar kecamatan Welahan kabupataen Jepara ini.

Dilahan seluas setengah bau yang disewanya sebulan yang lalu ia menanam jenis sayuran Gambas , Blewah, Timun Suri dan ketimun Jawa. Namun karena kekurangan air untuk tanaman gambasnya gagal panen tidak bisa besar. Sedangkan untuk blewah , krai dan ketimun suri ia telah merasakan hasilnya dijual ke pasar Welahan.

“ Yang jadi masalah adalah airnya yang kurang , sumur sumur yang saya buat airnya tidak begitu banyak . Ketika tanaman gambas butuh air pas sumur kering jadinya ya kayak begini , tidak bisa besar dan tidak bisa dijual “, kata Pak Madkan dilahannya pada kabarseputarmuria Sabtu ( 15/9).

Untuk bertanam dilahan kering ini air menjadi salah satu problem yang membuat gagal panen. Untuk ketersediaan air petani harus membuat sumur dengan biaya per sumurnya Rp 50 ribu rupiah. Selain itu Petani juga butuh mesin pompa air untuk menaikkan air sumur ke lahan. Setiap hari butuh bahan bakar untuk menghidupkan mesin pompa .

“ Ya kalau yang punya modal sih tidak kesulitan untuk beli pupuk , bibit, buat sumur dan tenaga olah tanah. Tetapi kalau tidak punya modal ya kayak begini gagal panen. Itu lahan sebelah itu juga gagal karena kurang air “, tambah pak Madkan yang setiap tahunnya pasti menggarap dilahan kering.

Di desa Karanganyar setidaknya ada 20 orang yang memanfaatkan lahan kering seperti pak Madkan. Air menjadi salah satu kendala yang disebabkan saluran air yang dangkal . Pak Madkan berharap ada perbaikan saluran air menuju lahan kering warga yang setiap tahun di tanami. Dengan adanya perbaikan saluran air nantinya air akan cukup karena bisa disedotkan dari sungai ketika ada gelontoran air dari atas.

“ Selain itu kami juga perlu modal untuk persiapan lahan tegalan ini , misalnya untuk beli bibit , olah lahan, beli pupuk dan juga buat sumur. Kami siap dipinjami dan nanti setelah panen pinjaman itu saya kembalikan setelah hasilnya di panen “, harap pak Madkan.

Bertanam di tanah kering seperti dirinya tidak ada ruginya , karena untuk tanaman sayurann gambas, ketimun suri , blewah , krai cepat panen. Penjulan hasil panen juga  mudah misalnya untuk krai perzaknya Rp 60 ribu – Rp 70 ribu , untuk blewah modelnya kiloan begitu juga Ketimun suri. Melihat kondisi itu setiap tahunnya ia pasti menggarap lahan kering .(Muin)