KUDUS – sebanyak 61 Mahasiswa dari 14 negara berkunjung ke Pesantren entrepreneur Al-Mawaddah Kudus, Sabtu (29/10/2016). Kehadiran mereka disambut langsung oleh pengasuh pesantren KH. Sofiyan Hadi, Lc. MA.
61 mahasiswa itu antara lain berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Chilie, Sudan, Afganistan, India. Kunjungan ke Al- Mawaddah adalah salah satu rangkaian kegiatan Muria Cultural Program (MCT) yang diselenggarakan oleh Universitas Muria Kudus (UMK), didukung Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (kemenristekdikti), Yayasan Pembina UMK, Passage to Asean (P2A) dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Begitu tiba di Al-Mawaddah, rombongan MCP diberikan paparan konsep sistem pertanian terpadu (integrated farming system) yang dikembangkan Pesantren. Selanjutnya mereka diajak melihat berbagai kegiatan usaha pesantren, mulai dari budidaya tanaman pangan, perkebunan, taman buah naga, rumah hidroponik dan produk kuliner berbahan baku lokal.
H. Sofiyan Hadi dalam kesempatan itu mengemukakan, “Sistem pendidikan pesantren menggabungkan aspek spiritual, leadership dan entrepreneurship. Dengan berbagai unit usaha yang melibatkan santri dan masyarakat, pesantren menjadi lembaga mandiri dan mengakar di masyarakat”.
Menurutnya, sudah saatnya santri tampil tengah-tengah masyarakat. Dengan keterampilan, semangat kemandirian dan modal spiritualitas, santri bisa menjadi pelopor dan pemimpin di masyarakat. Mereka akan memberikan kontribusi besar dalam mendidik umat.
Sementara itu, para peserta MCP mengaku terkesan dengan keberadaan pesantren yang mendidik para santrinya menjadi entrepreneur dan menanamkan kemandirian. Nigin Konistani dari Afganistan misalnya, ia mengaku kagum dengan pesantren ini, karena disini santri diajari untuk mempersiapkan kesuksesan semuda mungin. “di sini santri diberi kesempatan untuk aktif berkarya sesuai bakat dan mengembangkan kreativitas mereka,” ungkapnya dalam bahasa Inggris.
Selain Nigin, Joel, Mahasiswa dari Rwanda Afrika juga memberikan apresiasi terutama kontribusi pesantren dalam menginisiasi berkembangnya ekonomi masyarakat sekitar. “ini spirit yang bagus, bukan hanya untuk kemajuan individu, tapi juga pengembangan komunitas.” Katanya.
Beberapa pesan juga disampaikan beberapa mahasiswa dari Indonesia. Adi Widi Kusuma, asal Wamena Papua mengatakan, “Semoga santrinya menjadi mandiri, inspiratif dan berakhlak mulia”. Sementara Reynand, mahasiswa dari Medan berpesan, “Tetaplah menjadi pesantren yang memberikan inspirasi bagi bangsa.”
Dalam kesempatan kunjungan pesantren tersebut para mahasiswa merasa mendapatkan inspirasi dan akan mengembangkan hal serupa di daerah mereka masing-masing (afandi)