VIVA.co.id – Mulai turunnya demam batu akik, membuat Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur, sepi pengunjung. Hal ini membuat omzet penjualan para pedagang batu akik turun drastis hingga mencapai 90 persen.
Keluhan ini disampaikan Andre (45 tahun), pedagang batu akik yang sehari-hari berdagang di Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur. Dagangannya tak banyak laku seperti yang terjadi beberapa bulan lalu.
“Dulu sehari bisa dapat Rp50 juta, sekarang dapat Rp5 juta saja sudah bersyukur,” katanya, Rabu 9 September 2015
Menurut Andre, turunnya penjualan batu akik sudah terjadi sejak usai perayaan Idul Fitri pada Juli 2015 lalu. Hingga saat ini, sepinya pengunjung yang datang ke pusat batu akik terbesar di DKI Jakarta ini terus berlangsung.
“Setiap hari semakin sepi, yang datang pun bisa dihitung. Beda dengan beberapa waktu lalu, yang untuk jalan saja susah, karena banyaknya pengunjung,” ucapnya
Andre menambahkan, turunnya omzet penjualan tidak terjadi secara berangsur-angsur. Namun, omzet penjualan langsung turun drastis dan membuat para pedagang kebingungan.
“Ini batu yang baru dibeli beberapa bulan lalu saja masih ada. Biasanya, paling lama hanya dua minggu stok barang saya habis,” kata dia.
Ketua Umum Koperasi Pasar Rawa Bening, Darto Caswan menilai, terjadinya penurunan penjualan, karena selama ini batu yang masuk ke Jakarta sudah tak terhitung.
Bahkan, beberapa warga negara asing juga ikut menawarkan batu. “Karena mereka (WNA) juga hukum pasar tidak berjalan. Karena batu menumpuk dan harga pun menjadi tak terkendali,” ujar dia, saat dikonfirmasi.
Dikatakan Darto, sepinya pengunjung yang datang, membuat kawasan pasar Rawa Bening, kembali seperti sedia kala. Di mana, mereka yang datang hanya merupakan para pencinta batu akik yang benar-benar cinta akan seni dan keindahan dari batu tersebut.
“Batu itu tidak pernah ada habisnya, hal inilah yang masih menjadi kebutuhan para pecinta batu,” ucapnya.
Darto menilai, keluhan para pedagang tersebut banyak terdengar dari pedagang musiman. Sebab, di tengah demamnya batu akik kemarin, banyak penjual baru yang ikut bersaing untuk mencari keuntungan.
“Kalau yang memang penjual batu asli, ini sudah diperhitungan dan tidak menjadi persoalan,” kata dia. (asp)