Jepara – Di era kepemimpinan presiden Soeharto di beberapa tempat seluruh Indonesia dibangun Masjid dengan ciri khas bentuk Masjid Demak (Jawa Tengah) yang memiliki tiga cungkup dengan puncak masjid berbentuk segilima (yang menggambarkan Pancasila) berlafazkan Allah di bagian tengahnya.
Masjid tersebut pembangunannya dibiayai sepenuhnya oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP) yang diprakarsai Presiden Soeharto pada tahun 1982. YAMP mengumpulkan dana yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (Korp Pegawai Republik Indonesia), TNI/Polri yang beragama Islam yang nilainya: Rp 50 (golongan I), Rp 100 (golongan II), Rp 500 (golongan III), dan Rp 1.000 (golongan IV), berdasarkan jenjang masing-masing pegawai. Hal ini sesuai dengan surat edaran Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan.
Dari informasi yang di dapat Sesuai jadwal (2009), yayasan ini telah berhasil membangun 999 masjid di seluruh Indonesia dan masjid terakhir diselesaikan tepat pada 2009 sesuai pesan HM Soeharto. Salah satu masjidnya ada di desa Rengging kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara.
Masjid Jami’ Al-Muttaqin yang terletak di jalan raya Kudus Jepara ini diresmikan Presiden Soeharto pada tahun 1988. Masjid ini masjid yang ke 7 di desa Rengging yang tergolong luas wilayah desanya. Masjid ini cukup strategis karena letaknya dipinggir jalan besar.
Haji Khandik salah satu pengurus Masjid Jami’ Al Muttaqin desa Rengging pada kabarseputarmuria membenarkan bahwa biaya Pembangunan Masjid awalnya dari YAMP. Setelah jadi masjid kemudian diserahkan kepada warga selanjutnya warga mengelolanya sampai sekarang.
“ Kalau model bangunannya tidak berubah sama sekali misalnya atapnya tetap tiga trap seperti masjid Demak atau masjid kuno yang lain. Namun dibeberapa bagian sudah ada rehab baik atapnya atau bagian dalamnya. Untuk luas bangunan masih seperti dulu “, kata H.Khandik.
Terkait perehaban masjid memang ada surat khusus dari Pemerintah Daerah Jepara yang waktu itu dijabat Hendro Martoyo. Mermbolehkan kegiatan rehab masjid namun tidak merubah model atau bentuknya yang lama. Sehingga sampai sekarangpun dilihat dari luar tidak ada yang berubah seperti dulu.
“ Untuk teras depan ini memang ada perubahan dulu tidak seluas seperti sekarang . Selain itu tempat wudlunya karena kebutuhan diperluas karena jamaah semakin lama semakin bertambah “, tambah H. Khandik.
Nah itulah sekelumit kisah berdirinya Masjid Jami’ Al Muttaqin yang merupakan amal jariyah para pegawai negeri di era kepemimpinan presiden Soeharto. Masjid ini masih ada sampai sekarang dan di rawat oleh warga desa Rengging kecamatan Pecangaan sebagai sarana ibadah shalat 5 waktu dann kegiatn agama Islam yang lain. v (Pak Muin)