Demak – Hidup manusia di dunia ini ada yang mengatur, susah gembira sakit ataupun sehat harus kita terima. Semua itu ada hikmahnya bagi kehidupan kita. Itulah prinsip yang dipegang teguh Slamet Hadi Santoso (51) Guru Wiyata Bakti SD Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak. Meskipun lebih empat tahun sakit namun hari-harinya dijalani dengan pasrah.
“ Memang awalnya jiwa ini tergoncang apalagi ketika semua orang rumah sakit saya, anak dan istri. Namun semua itu saya saya ambil hikmahnya. Alhamdulillah badan ini mulai fit dan bisa menjalani rutinitas mengajar anak-anak”, tutur Slamet yang warga RT 02 RW 02 desa Mijen kecamatan Mijen pada kabarseputarmuria.
Sebelum menjadi guru bantu di SD Kedungmutih tahun 2000 yang lalu, pekerjaan sehari-harinya sebagai freelancer kria. Membuat patung, relief dan berbagai hiasan dinding. Di sela-sela kesibukannya itulah ia menjadi guru bantu di SD bersama dengan istrinya. Karena tuntutan pada tahun 2012 ia bisa menyelesaikan pendidikannya di S1 PGSD .
“ Hari hari saya isi dengan mengajar jika pagi hari dan sore diisi kegiatan lama menekuni seni kria. Namun suatu hari saya di karunia sakit sekujur badan mati rasa dan tidak bisa digerakkan. Hampir empat tahun saya hanya bisa duduk di kursi roda “, kenang Hadi.
Namun ia tidak patah semangat , setiap hari ia mengonsumsi air putih . Selain itu ia terus berdo’a memohon kesembuhan kepada Allah SWT. Setiap hari dan setiap waktu terus berdo’a . Ibadah hariannya ia lakukan semampunya karena kondisi fisik. Terapi minum air putih terus ia jalankan. Akhirya keajaiban terjadi badannya yang lemah mulai bisa digerakkan lagi .
“ Ketika badan mulai bisa bergerak itulah ada tes CPNS pada bulan Juni tahun 2013 yang lalu. Alhamdulillah saya bisa mengikuti tes dengan lancar . Seharian mengerjakan soal berjumlah ratusan bisa terselesaikan . Badan terus membaik hingga sekarang “, tutur Hadi.
Setelah menunggu lama tibalah waktu pengumuman hasil seleksi CPNS. Keajaiban atau Mukjiyat itupun terulang kembali namanya merupakan salah satu nama yang berhasil dalam seleksi CPNS itu. Ucap syukur terus bergeming di dalam setiap gerakannya. Apalagi dalam seleksi itu memunculkan nama istrinya yang juga lolos sebagai CPNS. Sehingga harapannya sejak dulu terkabul sudah,
“ Saya terus terang antara gembira dan sedih mendengar pengumuman itu.Gembira saya lolos jadi CPNS namun ada sedihnya karena teman-teman seangkatan masih ada yang tertingga. Habis bagaimana semuanya terserah yang diatas “, papar Hadi yang menunggu turunnya SK pengangkatan CPNS.
Melihat kondisi itulah ia berpesan kepada siapa saja yang sedang terkena musibah jangan patah semangat . Selama nyawa kita masih ada kita harus selalu berihtiar untuk kesembuhan diri. Meski terkena musibah sakit yang lama ia tegar . Akhirnya dari ketegaran itulah ia beroleh dua kebahagiaan yang pertama mulai bisa beraktifitas sebagai pengajar. Yang kedua tinggal menunggu SK resmi jadi pegawai negeri.
“ Alhamdulillah musibah bagi saya menjadi berkah yang sangat besar bagi keluarga saya. Motivasi inilah nantinya saya akan berikan kepada teman-teman agar optimis menjalani kehidupan ini . Jalani hidup dengan penuh kegembiraan meskipun musibah kadang menerpa kita “, kata Pak Hadi yang mahir bermain organ tunggal. (Muin)