Salma Khoirunnisak

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UNISNU Jepara,

Sekretaris Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Komunikasi dan Desain

Di era ini, Muslimah sejati dihadapkan dengan berbagai tantangan, fitnah, dan agenda yang mempromosikan pemerdekaan perempuan untuk keluar dari fitrahnya sekaligus syariah yang mereka pegang. Segala aktivitas yang seolah menjauh dari ajaran agama membuat Muslimah tak lagi mengenal jati dirinya.

Padahal, dalam aktivitas sehari-hari, seorang Muslimah tak pernah lepas dari keberadaannya dalam syariah. Dalam sebuah kaidah fiqih dinyatakan, “al-ashlu fi af’âlil-ibâd taqayyud bi ahkâmish-shar’î” yang artinya hukum asal perbuatan hamba terikat dengan hukum syara, yang mengharuskan Muslimah untuk menghubungkan segala sesuatu yang dilakukannya dengan syariat Allah, agar tidak mudah goyah dengan ujian dan tantangan zaman.

Berdasarkan data yang ada, wanita zaman sekarang sering kali keluar dari fitrahnya dan syariat yang mereka pegang. Aktivitas yang mereka lakukan seolah-olah menjauh dari ajaran agama dan menyebabkan wanita tidak lagi mengenal jati dirinya. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslimah, kita harus menghubungkan segala sesuatu yang kita lakukan dengan syariat agama Islam agar tidak mudah goyah dalam menghadapi ujian dan tantangan zaman yang semakin kompleks.

Wanita Muslimah adalah perhiasan dunia, dan ia lebih mulia daripada bidadari di surga. Menjadi wanita Muslimah yang baik hendaknya menjadi cita-cita setiap wanita, karena wanita Muslimah disukai oleh Allah SWT dan juga oleh orang-orang di sekitarnya.

Sementara itu, dalam buku The Great Muslimah karya Hanny Dewanti dan Titis Adinda (2019), pengertian Muslimah adalah wanita yang menganut ajaran agama Islam dan menjalankan seluruh kewajiban serta perintah dari Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam agama Islam.

Muslimah sejati bukanlah sekadar gelar atau label yang disematkan, melainkan cerminan akhlak dan karakter yang terpatri dalam setiap tindakan dan perkataan.  Ia adalah perpaduan harmonis antara iman, ilmu, amal saleh, dan akhlak mulia yang terpancar dalam keindahan rupa dan budi pekerti.  Membangun kepribadian muslimah sejati bukanlah proses instan, melainkan perjalanan panjang yang penuh tantangan dan pembelajaran seumur hidup.

Pertama, pondasi utama adalah *Iman Yang Kuat*.  Keimanan bukan hanya sekadar pengakuan lisan, melainkan keyakinan yang tertanam dalam hati, yang menggerakkan setiap langkah menuju ketaatan kepada Allah SWT.  Keimanan yang kokoh akan melahirkan rasa takut dan cinta kepada-Nya, sehingga seorang muslimah terdorong untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi larangan-Nya.  Hal ini dapat diwujudkan melalui konsistensi dalam ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, serta senantiasa berdzikir dan berdoa.

Kedua, *Ilmu Pengetahuan* menjadi bekal penting dalam perjalanan ini.  Ilmu agama akan menuntun muslimah dalam memahami ajaran Islam secara kaffah, sehingga ia mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.  Selain itu, ilmu pengetahuan umum juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas diri dan berkontribusi bagi masyarakat.  Dengan bekal ilmu, seorang muslimah dapat berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang bijak.  Mencari ilmu dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti membaca buku, mengikuti kajian, dan berdiskusi dengan para ulama.

Ketiga, *Amal Saleh* merupakan bukti nyata dari keimanan dan ilmu yang dimiliki.  Amal saleh tidak hanya terbatas pada ibadah mahdhah, melainkan juga meliputi seluruh aspek kehidupan, seperti berbuat baik kepada sesama, berbakti kepada orang tua, menjaga silaturahmi, dan berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar.  Amal saleh yang ikhlas dan konsisten akan menjadi cahaya yang menerangi jalan hidup seorang muslimah dan memberikan manfaat bagi orang lain.

Keempat, *Akhlak Mulia* menjadi ciri khas muslimah sejati.  Akhlak yang terpuji, seperti kejujuran, kesabaran, keteguhan hati, dan kelembutan, akan mencerminkan keindahan batin yang terpancar dalam setiap perilakunya.  Muslimah sejati senantiasa menjaga lisan dan perbuatannya, menghindari ghibah, namimah, dan perkataan yang menyakitkan.  Ia juga senantiasa memaafkan kesalahan orang lain dan bersikap adil dalam segala hal.

Oleh karena itu, Muslimah pada zaman ini, di mana banyak pengaruh eksternal yang berusaha menjauhkan mereka dari fitrah dan syariat Islam yang mereka anut, sering kali terjerumus dalam aktivitas yang tidak sejalan dengan ajaran agama. Hal ini dapat mengakibatkan Muslimah kehilangan jati diri mereka. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslimah untuk mengaitkan segala tindakan mereka dengan syariat Allah agar tetap teguh dan tidak tergoyahkan oleh ujian zaman.

Sebagai wanita yang mulia, Muslimah diharapkan untuk selalu berusaha menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, mereka akan tetap menjaga identitas dan kemuliaannya sebagai perempuan yang mulia di hadapan Allah dan masyarakat. Semoga kita semua senantiasa diberikan kekuatan untuk tetap teguh dalam iman dan menjaga diri sesuai dengan tuntunan syariat Islam.