Demak – Pilihan Bupati Demak semakin dekat kebingungan partai politik untuk mencari patner koalisi, sudah terasa dalam penentuan paslon . Namun rasa pusing itu tidaklah sepusing pasangan “Natsir Jos” jelang penetapan pasangan calon bupati-wakil bupati Demak 2015 ini, karena elite parpol pasti menemukan solusinya satu-dua pekan mendatang.
Sedangkan Paslon “Natsir Jos”, harus mengadu ke mana dan menuntut kepada siapa, karenasudah terlanjur pasang “aksi” dan semua ‘pengusung’nya mengaku tidak bertanggung jawab. Seperti yang dilansir kabarseputarmuria.com dari demakpos.com, Rabu (10/6).
Bingungnya elite parpol hanyalah bersifat sementara. Seperti elite parpol besar seperti PKB dan Partai Golkar yang sama-sama sudah mengantongi 9 kursi sehingga tinggal mencari tambahan satu kursi dari parpol lain guna mendaftarkan pasangan cabup-wabupnya ke KPU. Hal itu cukuplah mudah karena Partai Gurem akan menunggu dipinang oleh mereka.
Kalaulah terdapat ganjalan ibarat ombak hanyalah riak-riak kecil , yang mudah dipecahkan karena berada di dalam internalpartai. Seperti PKB misalnya mencoret balon (Ir H Musaddad Syarief MT) yang tak penuhi syarat undang-undang karena adanya kepentingan petahana (saudara ipar Bupati Dachirin Said-red) yang terlanjur daftar ke penjaringan partai. Sedangkan Partai Golkar yang di tingkat pusat masih terdapat 2 (dua) kepemimpinan DPP menunggu keputusan dari atas.
Sedangkan partai besar lainnya, Partai Gerindra dan PDIP yang sama-sama sudah mengantongi 8 kursi sehingga mereka tinggal menambah 2 kursi, sudah cukup memenuhi syarat untuk membawa calonnya ke KPU. Sementara partai-partai kecil, seperti Partai Nasdem (3 kursi), PKS (4 kursi), Demokrat (2 kursi), PAN (2 kursi), dan PPP (5 kursi) cukup duduk manis sambil berkipas-kipas saja menunggu dilamar oleh partai besar.
Sedangkan yang paling pusing adalah nasib paslon “Natsir Jos”, yang secara sepihak “dilepas” begitu saja oleh “koalisi” PDIP-Nasdem-PPP. Apakah paslon tersebut akan diambil oleh Gerindra dan Golkar, yang hingga sekarang belum menetapkan calonnya. Tidak mustahil hal itu akan terjadi, mengingat paslon “Natsir Jos” ini adalah calon potensial dalam mendulang suara pemilih.
HM Natsir S.Ag, MM, M.Pd memiliki basis kuat di jajaran guru-guru SD/MI, SMP/MTs hingga SMA/SMK/MA dan masyarakat luas, karena yang bersangkutan Ketua PGRI kabupaten, Ketua Cabang Pramuka, pejabat struktural Dikpora yang rapotnya takda “angka merah”nya, serta selalu memberikan bimbingan manasik kepada calon haji (calhaj) Demak.
Sedangkan pasangannya, Drs Djoko Sutanto adalah mantan PNS, dengan jabatan terakhir sebagai Staf Ahli Bidang Pembangunan, dan istrinya juga memegang “kunci” di Kantor Dikpora, yang keduanya juga mempunyai nama “bersih” di jajaran pemkab dan masyarakat Demak.
“Kalau lah salah satu partai besar tersebut mengambil “Natsir Jos” adalah suatu keberuntungan besar. Mereka bagus, dan sekarang dalam keadaan teraniaya karena didlolimi oknum elite parpol”, kata seorang warga Bintoro yang enggan disebut jati dirinya. (mac)