Demak – Salah satu Gudang Garam Nasional di Demak ada di desa Kedungkarang kecamatan Wedung. GGN ini merupakan program dari Kementrian Kelautan da Perikanan sebagai sarana tunda jual garam. Disaat harga garam jatuh GGN ini bisa digunakan untuk menyimpan . Sedangkan jika harga garam naik baru dijual.

Harga garam yang masih fluktuatif dan tanpa ada harga patokan membuat petambak garam harus mempunyai gudang garam. Pemerintah membantu kelompok atau koperasi dengan membangun GGN di kawasan produksi garam rakyat untuk membantu petambak . Utamanya dikala harga garam jatuh atau dibawah standart biaya produksi.

Kabarseputarmuria Minggu 20 /10/2024 melihat dari dekat kondisi GGN . Didalam GGN berkapasitas 2.500 ton ini telah terisi ribuan zak garam milik petambak. Garam tersebut adalah hasil petambak garam di area produksi garam yang tidak jauh dari Gudang garam. Terlihat ada beberapa tenaga angkut yang memasukkan garam ke dalam truk.

“ Garam garam ini ada yang dijual jika ada yang membutuhkan. Hari ini ada dua truk yang membawa garam ini keluar. Ini yang kedua garam ini akan dikirim ke PT Djarum Kudus. Kami hanya tenaga angkut garam “, kata Pak Rame salah satu tenaga angkut garam dari Kelompok Gacor dari desa Kedungkarang.

Menurut Rame , garam yang ada di gudang ini ada yang disimpan ada juga yang dijual setiap hari. Garam garam ini milik petambak yang ada di desa Kedungkarang . Tidak hanya produksi tahun 2024 saja . Namun ada garam yang dihasilkan pada tahun 2023 karena harga masih belum bagus.

“ Saat ini harga garam masih standart ya kisaran Rp 50 ribu 1 kwintalnya dengan kualitas umum. Kalau tahun 2022 akhir lalu harga garam bagus satu kwintalnya bisa mencapai Rp 300 ribu perkwintalnya. Selain harga biasa hasil garam tahun ini juga tidak banyak karena hujan mulai turun”, tambah Rame.

Selain desa Kedungkarang di kabupaten Demak masih ada beberapa desa lagi yang menjadi sentranya produksi garam rakyat. Desa tersebut terletak di kecamatan Wedung diantaranya desa Kedungmutih , Desa Babalan, Desa Tedunan, Desa Kendalasem dan desa Berahan Wetan. Sebagian ada juga Mutih Kulon dan Mutih Wetan. (Pak Muin)