Jepara – Martabak telor dan Martabak manis adalah jajanan yang merakyat dan ada dimana mana. Dari sejarahnya makanan ini pertama populer di daerah Tegal khususnya Lebaksiu. Namun saat ini makanan martabak khas Tegal ini ada diberbagai penjuru mulai dari kota hingga desa.
Di desa Karangaji kecamatan Kedung ini ada satu lapak pedagang martabak dan penjualnya asli Tegal. Di desa ini pemilik usaha mengontrak satu rumah dengan memboyong satu keluarga di desa Karangaji. Lapak martabal 65 Tunggal ini ada di seputaran jembatan batas Demak Jepara .
Febri (25) anak pemilik usaha martabak 65 Tunggal pada kabarseputarmuria mengatakan, usaha martabak yang dirintis ayahnya di Jepara ini sudah 4 tahunan. Sebelum di desa Karangaji satu tahun buka usaha di desa Kedungmalang yang jaraknya 2 Km dari desa Karangaji.
“ Awal buka di Kedungmalang, namun karena tidak terlalu ramai terus pindah disini . Sudah 3 tahun berjalan kelihatannya sudah banyak pelanggan “, kata Febri yang di temani adiknya.
Hari hari biasa kalau tidak ada kesibukan ayahnya juga ikut membantu berjualan . Dari ayahnya inilah Febri mangaku ketrampilannya membuat Martabak Telor dan Martabak manis di dapatkan . Sehingga kini ia sudah mahir membuat makanan yang digemari ketika malam hari.
“ Kalau untuk membuatnya sudah bisa namun kalau bumbunya masih bapak yang meracik . Ya sambil latihan terus siapa tahu besok bisa buka sendiri. Kalau martabak manis ya bahan biasa tepung terigu tapi tidak pakai minyak tapi margarin. Kalau Martabak telor harus digoreng pakai minyak dan wajan besar seperti ini “, tambah Febri.
Untuk harga martabak telor dan manis ini karena jualnya di desa harganya cukup ekonomis . Untuk yang manis mulai harga Rp 15 ribu – Rp 45 ribu . Sedangkan untuk martabak telor harga mulai dari Rp 25 ribu -Rp 45 ribu. Namun yang laris dan di beli biasanya yang harga ekonomis untuk manis Rp 15 ribu aneka rasa . Sedangkan yang martabak telor harga Rp 25 ribu yang biasaya.
“ Untuk harga karena penjualannya di desa menyesuaikan kalau kita pasang harga tinggi banyak yang tidak beli soalnya kemahalan . Akhirnya kita buat paket hemat yang bisa menjangkau siapa saja . Yang penting laku dan banyak pelanggan”, kata Febri lagi.
Febri menambahkan lapak martabak 65 tunggal di desa Karangaji buka mulai jam 4 sore sampai dengan jam 11 malam. Selain warga desa Karangaji pelanggan ada yang datang dari desa desa tetangga seperti Tedunan, Kedungmalang , Kaliombo Jepara. Sedangkan Demak datang dari desa Kedungkarang, Kedungmutih, Babalan kendalasem dan Tedunan.
“ Penjualanan ramai kalau pas nelayan sedang dapat hasil banyak . Selain itu ketika habis panen juga banyak yang beli . Tapi ya lumayan setiap hari mah ada yang bali jadi usaha tetap jalan terus “. Kata Febri menutup sua . (Pak Muin)