Magelang – Di tengah upaya global untuk mengurangi limbah dan meningkatkan kesadaran lingkungan, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Tidar Magelang melangkah maju dengan inisiatif inspiratif. Tim yang terdiri dari dosen Program Studi Pendidikan IPA, Dea Santika Rahayu, M.Pd., dan Ayu Lestari, M.Pd., bersama dua mahasiswa, Mar’atul Fadilah dan Octavia Ulya Mafaza, menyelenggarakan pelatihan yang memberdayakan perempuan melalui inovasi pembuatan handwash dari minyak jelantah.

Pelatihan ini dilaksanakan pada 16 dan 17 Juli 2024 di Gedung Serbaguna Dukuh, Magelang Tengah, dengan partisipasi aktif ibu-ibu PKK dari empat RT di Dukuh, Magelang Tengah. Tidak hanya sekadar kegiatan biasa, pelatihan ini menyuntikkan semangat baru bagi para perempuan lokal untuk mengubah limbah menjadi produk bermanfaat sekaligus menciptakan peluang ekonomi.

 Pelatihan pembuatan sabun cair dari minyak jelantah

Dimulai dengan pemaparan edukatif mengenai kandungan minyak jelantah dan bahaya penggunaannya yang berkelanjutan, para peserta diajak memahami betapa pentingnya mengolah limbah ini dengan bijak. Tim kemudian memperkenalkan teknik pembuatan sabun cair dari minyak jelantah, yang disampaikan secara interaktif dan didukung oleh video tutorial yang memudahkan pemahaman.

Namun, yang paling menarik dari pelatihan ini adalah sesi praktik langsung. Dengan antusiasme tinggi, peserta tidak hanya melihat, tetapi juga terlibat langsung dalam proses pembuatan sabun cair, mulai dari pencampuran bahan hingga pemberian pewarna dan pewangi. Demonstrasi ini dipandu oleh perwakilan Ibu-ibu PKK yang semakin menambah kepercayaan diri peserta untuk mempraktikkannya di rumah.

Salah satu perwakilan Ibu PKK, Ibu Wiwik, menyampaikan rasa terima kasihnya atas pelatihan ini. “Kami sangat terbantu dengan pelatihan ini. Sekarang kami tidak hanya tahu cara memanfaatkan minyak jelantah yang biasanya hanya dibuang, tetapi juga bisa membuat sabun yang berguna untuk keluarga. Ini benar-benar membuka wawasan dan memberikan peluang bagi kami untuk menambah penghasilan,” ujar Wiwik dengan penuh semangat.

Sebagai bentuk komitmen untuk keberlanjutan, tim pengabdian menyerahkan peralatan, bahan, dan materi pelatihan kepada PKK Dukuh, Magelang Tengah. Dengan demikian, ibu-ibu PKK tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga alat untuk menerapkan dan mengembangkan keterampilan baru ini.

Program ini tidak hanya mengatasi limbah rumah tangga dengan cara kreatif, tetapi juga menanamkan keterampilan yang bisa menjadi sumber penghasilan tambahan. Langkah ini membuktikan bahwa inovasi dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan, menjadikan perempuan lokal sebagai pilar penting dalam upaya menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga.