Jepara- Kondisi panas kemarau yang menyengat saat ini membuat panen raya garam di Jepara terus berlangsung. Kawasan penghasil garam di tambak pinggir pantai kecamatan Kedung setiap hari menghasilkan  puluhan ton garam.Jika dihitung sudah dua bulan ini pegaram Jepara memanen hasilnya. Semua tambak garam sudah bisa dipetik hasilnya.

Di bulan awal pegaram Jepara kebanyakan menjual hasil garamnya ke pengepul. Namun seiring dengan semakin banyaknya stok garam di lahan membuat harga garam semakin anjlok. Melihat kondisi ini beberapa petanipun mulai memasukkan garamnya kedalam gudang.

Bagi pegaram yang sudah menyiapkan gudang penyimpanan biasanya langsung memasukkan garam dengan mengupah tenaga khusus. Namun bagi pegaram yang gudangnya belum siap maka garampun ditumpuk di pinggir jalan. Meskipun terkena debu jalan hal itu tidak dihiraukan.

“ Ya maunya sih dijual terus tapi harga semakin  lama semakin turun , jadinya ya disimpan dulu siapa tahu ada kenaikan nantinya. Belum ada gudang ya terpaksa di taruh disini sambil berjalan kita buatkan gudang”, kata Budin pegaram yang menggarap lahan di daerah Bulak Baru pada kabarseputarmuria.

20150824_171135

Gudang belum jadi garampun hanya di tempatkan dipinggir jalan

Bodin mengatakan pada awal panen harga garam masih bagus perkwintalnya berkisar Rp 35 ribu – 45 ribu tergantung kualitas. Harga itu ketika panen perdana sekitar bulan Juni. Namun seiring semakin banyaknya pegaram yang memanen lahannya harga terus turun menjadi Rp 25 ribu setiap 100 Kg. Bahkan saat ini harga kembali terjun bebas untuk kualitas umum hanya dihargai Rp 20 ribu setiap kwintalnya untuk kualitas rendah.

“ Memang yang kualitas super setiap kwintalnya bisa saat ini masih bertahan di harga Rp 45 ribu .Tetapi tidak semua petani bisa membuat garam dengan kualitas bagus selain airnya bersih juga harus menggunakan media terpal atau Isolator di meja penggaraman “, kata Budin.

Saat ini pegaram yang menggunakan media terpal atau Isolator ini belum sebanding dengan jumlah petani garam. Meskipun sudah menggunakan media terpal atau geo isolator tetapi luasnya tidak begitu banyak . Pegaram hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Bantuan dari pemerintah belum menjangkau semua petani.

Akibatnya  saat ini garam yang dihasilkan petani garam Jepara kualitasnya masih rendah. Sedangkan kebutuhan garam untuk industry adalah garam dengan kualitas yang bagus. Sehingga stok garam dengan kualitas rendah berlimpah dan harganyapun rendah. (Muin)