Jepara – Musim hujan mulai tiba ada keramaian tersendiri di lahan persawahan . Para petani mulai terjun ke sawah kembali untuk menggarap lahannya. Diantarnya mereka ada yang mentraktor lahannya untuk persiapan tanam padi. Di tempat lain kesibukan penanaman padi terlihat. Puluhan wanita melakukan tugasnya menanam padi di lahan sawah dengan berombongan.
“ Sekarang tanam padi menggunakan system borongan, satu bau disini upahnya sekitar 1,5 juta. Tergantung dari jumlah yang mengerjakan makin banyak ya makin cepat “, ujar Pak Mardi petani penggarap asal desa Blimbing Rejo kecamatan Nalumsari pada kabarseputarmuria.
Mardi mengatakan , selain biaya untuk menanam petani harus menyiapkan sejumlah biaya untuk operasional penggarapan sawah. Diantaranya pembelian bibit , tenaga kerja oleh , obat-obatan dan juga pupuk. Dengan jumlah yang banyak ini biasanya pemilik lahan biasanya tidak mau beresiko. Sehingga mereka menyewakan sawahnya secara tahunan ataupun jangka waktu yang lama pada penggarap.
“ Saya sebenarnya tidak mempunyai lahan sawah sendiri. Namun setiap tahunnya pasti menggarap sawah dengan cara sewa. Ya selama puluhan tahun saya jalankan. Dan hasilnya meski kadang rugi namun selama ini banyak untungnya “, aku Pak Mardi.
Menurut pak Mardi menggarap sawah itu harus telaten , mulai pengolahan tanah , pembuatan bibit , penanaman , pengobatan sampai dengan pemupukan. Meski tidak mempunyai guru khusus namun karena pengalamannya bertahun-tahun menanam padi akhirnya ia menemukan cara tersendiri. Sehingga hasil panenannya tidak pernah gagal total, paling ya untung dikit bila hasil tanaman kurang bagus.
“ Rata-rata sawah disini perhektar ya antara 4 – 6 ton. Jika hasilnya bagus bisa dapat untung minimal 20 – 30 %. Apalagi jika harga gabah bagus kentungan bisa mencapai 40 %. Oleh karena itu bagi saya usaha menanam padi ini masih prospektif “, tambah Pak Mardi.
Namun demikian ada kendala yang sering menghadang petani berkaitan dengan tersedianya pupuk. Sering terjadi ketika petani butuh pupuk justru di pasaran tidak ada . Pernah ia dibuat pusing karena langkanya pupuk. Meski ia mau membeli dengan harga mahal , namun dipasaran pupuk menghilang. Adanya pupuk organic , namun dari pengalaman pupuk organic hasilnya masih kalah dengan pupuk anorganik.
“ Kita petani sudah bersusah-susah menanam padi kayah gini. Keinginan petani tidak banyak diantaranya masalah ketersediaan pupuk harus dipikirkan oleh pemerintah. Ketika kita sedang butuh pupuk barang di lapangan tidak tesedia dengan alasan habis. Itulah kendala terbesar petani disini . Semua petani disini kalau butuh pupuk pasti susah dan langka “, jelas Pak Mardi.
Kalau dilihat hasilnya usaha penanaman padi ini cukup layak untuk ditekuni. Selain waktunya yang tidak terlalu lama gabah juga kebutuhan pokok kita. Berapapun stok gabah pasti laku atau dibeli pengepul. Agar usaha lancar pemerintah harus menyuplai atau menyediakan kebutuhan petani seperti bibit, pupuk dan juga sarana penunjang lainnya. (Muin)
Haji aman dan lancar bersama KBIH ” Al-Firdaus” Jepara Hubungi 085 290 375 959
TOKO BUKU DAN KITAB SUPER LENGKAP
ALAT TAMBAL BAN BAKAR SUPER CEPAT
MENCUCI TANPA SABUN SUPER HEMAT
MAINAN MURAH SERBA 1000 RUPIAH