Makam Syeh Abdul Azis Atau Syeh Jondang Jepara , Cikal Bakal Desa Jondang Berasal Dari Baghad
Jepara – Desa Jondang kecamatan Kedung seperti desa lainnya di Jepara mempunyai tokoh sentral atau cikal bakal yang setiap tahun sekali di gelar haul . Haul adalah peringatan meninggalnya seseorang sebagai rasa hormat dan ingat selalu akan jejak dan jasa dan jasanya. Tokoh ini orang menyebutnya sebagai Syeh Jondang yang nama aslinya Syeh Abdul Azis.
Adapun makam atau pesareyan Syeh Jondang ini masih ada sampai sekarang. Makamnya masih di ziarahi , dilestarikan dan juga dirawat oleh warga setempat. Makam lama ini berada di tengah tengah area makam umum . Lokasinya berada di belakang Masjid Baitul Azis atau sebelah Barat .
Seperti lazimnya makam lama atau kuno di makam ini ada pohon besar yang usianya tua . Terlihat dari batang bawahnya yang cukup besar dengan juntaian akar yang mencengkeram tanah. Letak Bangunan makam tepat di bawah pohon besar dan sudah di dalam kamar atau ruangan.
Peziarah yang ingi melihat nisan makam ini harus melewati sebuah dua buah pintu kupu tarung. Meski berpintu namun ruangan makam ini tidak terkunci. Sehingga peziarah kapan saja bisa berziarah masuk dan berdo’a di makam yang di keramatkan warga setempat.
Dalam ruangan berukuran kurang lebih 3 meter persegi ini ada dua makam yang terbalut kain hijau. Makam ini juga diberi kelambu putih untuk menaungi makam ini. Satu makam Syeh Abdul Azis dan satu makam lagi adalah makam istrinya . Makam ini tidak bersekat atau berdampingan.
Seperti makam lama lainnya di pusara makam banyak bunga dan bau minyak wangi sebagai pertanda bahwa makam ini masih diziarahi warga. Tidak hanya warga desa Jondang setiap Kamis Sore . Namun setiap hari ada juga warga luar desa yang hadir ke makam ini untuk ngalap berkah.
Setahun sekali Syeh Jondang di peringati hari wafatnya yaitu di gelar acara Haul yaitu pada tanggal 13 Muharram ( Suro ) . Dalam acara Haul ini seluruh warga desa bergotong royong Bersatu untuk mendukung sukses dan meriahnya acara Haul ini. Selain di gelar Selamatan , Do’a bersama juga digelar karnaval yang diikuti seluruh warga desa. Puncaknya digelar pengajian Umum dengan mendatangkan Da’I kondang untuk menghadirkan banyak pengunjung dari luar desa .
Bagi warga desa Jondang makam Syeh Abdul Azis ini menjadi salah satu pundhen atau tempat yang di pepundi sebagai bentuk keraifan local. Mereka membangun merawat agar bangunan ini tidak lekang oleh Jaman, Selain itu perjuangan Syeh Jondang ini terus dikenang anak cucu. Tokoh sentral ini diyakini warga membawa berkah untuk desanya.
Legenda Tentang Syeh Jondang
Syeh Jondang dalam legenda atau cerita rakyat ada kaitannya dengan sejarah desa Teluk Awur kecamatan Tahunn. Dikisahkan jaman dahulu Syeh Jondang mempuunyai istri Rara Kuning atau Kemuning yang cantik jelita . Agar selalu dekat dengan istrinya ketika bekerja di sawah Syeh Jondang membawa gambar istrinya agar selalu bisa melihat wajahnya.
Suatu ketika ada angin besar sehingga gambar itu melayang ke asngkasa dan jatuh di area kerajaan Bodrolangu. Raja Bodrolangu Jogo Wongso nelihat kecantikan dari gambar tersebut langsung jatuh cinta. Ia memerintahkan prajuritnya untuk mencari wanita yang ada Digambar tersebut.
Prajurit menemukan sosok wanita dalam gambar yang tak lain adalah Rara Kemining. Akhirnya Rara Kemuning dibawa ke kerajaan dan di temukan dengan raja Jogo Wongso. Ketika itu Syeh Jondang juga sedang mencari gambar istrinya yang hilang.Akhirnya Raja Jogo Wongso meminta kepada Rara Kuning untuk dijadikan istrinya.
Rara Kuning atau Kemuning tidak menolak permintaan Jogo Wongso . Namun ia meminta sebuah syarat yang harus di penuhi yaitu Raja Jogo Wongso harus mencari kerang yang bisa menari dan ia sendiri yang harus mencarikan ke pinggir laut berpakaian nelayan lengkap dengan kepisnya. Saking senangnya dengan Rara Kuning yang cantik Jogo Wongsopun diminta mencari kerang dengan meninggalkan baju kebesaran.
Di saat Jogo Wongso sibuk mencari kerang ke pantai datanglah Syeh Jondang yang menyamar sebagai pengamen dengan music kentrung. Setelah itu disusunlah scenario untuk membunuh Jogo Wongso. Dengan memakai pakaian kebesaran yang ditinggalkan Jogo Wongso . Syeh Abdul Azis menugaskan prajurit untuk menangkap mata mata yang membahayakan kerajaan . Ciri yang ditunjukkan persis dengan Jogo Wongso yang menyamar sebagai nelayan lengkap dengan kepisnya.
Di saat Jogo Wongso sibuk mencari kerang yang bisa menari datanglah prajuritnya sendiri . Jogo wongsopun di tangkap dan akhirnya terbunuh oleh rakyatnya sendiri atas perintah Syeh Abdul Azis yang menyamar sebagai raja Bodrolangu. Tamatlah riwayat Raja Jogo Wongso dan Syeh Abdul Azis dan Rara Kemuning hidup berbahagia sampi akhitr hayatnya dan dimakamkan di desa Jondang kecamatan Kedung. (Pak Muin)