Salah satu petambak sedang memperbaiki tanggul tambak dari gerusan air rob
Demak – Rob tinggi di awal bulan Mei tahun 2024 di pantura Jawa Tengah khususnya Demak membuat puluhan hektar tambak garam tenggelam. Air rob dari laut leluasa masuk kedalam tambak karena tanggul sebagai pembatas tambak satu dengan yang lain rendah .
Hanya ada beberapa tambak yang selamat dari luapan air rob karena tanggul tanggul tambak sudah ditinggikan dengan alat berat. Tidak semua petrambak bisa melakukan hal tersebut karena terkendala biaya yang cukup besar untuk mendatangkan alat berat.
Meskipun sudah aman dari luapan air rob namun para petambak harus berjaga-jaga jika rob tiba tiba datang. Mereka harus selalu berkeliling mengawasi kondisi tanggul . Jangan sampai tanggul tersebut bocor atau terlimpas air rob.
Ahmad Rofiq ( 40 ) petambak garam dari desa Kedungmutih jika rob datang harus bergegas ke tambak. Ia memastikan tanggul tanggul kuat menahan datangnya air rob sehingga lahan yang akan dipersiapkan untuk membuat garam kondisinya kering tidak tergenang air yang cukup tinggi.
“ Membuat garam itu mudah kalau kondisi lahannya kering dan aman dari air rob. Jika selalu tergenang air rob lahan itu susah panennya. Memang butuh air untuk membuat garam namun airnya tidak terlalu tinggi . Air tersebut harus dipindah pindah dan dikeringkan dengan sinar matahari agar cepat tua “, kata Rofiq .
Kondisi rob atau air pasang sudah ada sejak dahulu. Namun ketinggiannya setiap tahun ada kenaikan yang signifikan. Lima tahun terus meninggi sehingga mengakibatkan tambak tambak yang tanggulnya rendah tenggelam. Akibatnya banyak tambak yang tidak dapat memproduksi garam.
Rofiq menambahkan , selain rob yang tinggi permasalahan yang menimpa petambak garam di desa Kedungmutih adalah masalah abrasi yang terus menggerus area pertambakan di pesisir Utara Jawa Tengah. Setidaknya ada ratusan hektar tambak yang hilang jadi laut . Sehingga titik pantai makin mendekati area pemukiman warga.
“ Dulu dari tambak saya ini ke garis pantai ada dua kilometeran karena ada puluhan tambak. Namun saat ini tinggal 500 meter ke tepi pantai. Setiap tahunnya ada sebagian tambak warga yang tergerus . Tambak ayah saya sudah hilang jadi lautan padahal saya masih kecil masih utuh “, tambah Rofiq,
Problem yang terbesar bagi warga yang tinggal di pesisir Demak yang belum teratasi sampai saat ini adalah bencana abrasi dan rob. Kondisi ini setiap tahun terus terjadi tanpa ada penangananan dari pemerintah. Sehingga banyak petamnak yang kehilangan mata pencaharian karena tambaknya hilang terkena abrasi.
“ Kalau di hitung warga yang kehilangan tambak ada puluhan orang . Mereka tak punya pekerjaan lagi sehingga hidupnya menjadi susah “, keluh Rofiq. ( Pak Muin )