Pati – Isu kelangkaan elpiji sebenarnya telah dirasakan masyarakat sejak awal bulan Ramadan tahun ini. Selama 10 hari di bulan suci ramadhan pengguna kompor gas dipati pontang- panting mencari elpiji dirasa makin sulit. Ketika ada harga satu tabung elpiji 3kg melambung tiga kali lipat, mencapai 50. ribuan.

Keluhan masyarakat tersebut mendapat perhatian khusus oleh Pemerintah Kabupaten Pati. Pj Bupati Pati bersama Kapolresta Pati Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Kepala Disdagperin Kabupaten Pati Hadi Santosa, Kepala Dinas Pertanian Pati Niken Tri Meiningrum segera melakukan pemantauan di Agen elpiji di jalan Tondonegoro Pati, dan sekaligus pemantauan sejumlah harga kebutuhan pokok, baik di pasar tradisional maupun swalayan, jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H 26/3/2024).
Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro menyebut, pemantauan ini dilaksanakan untuk memastikan pasokan gas elpiji 3kg subsidi untuk masyarakat miskin tidak terjadi kelangkaan.

“Yang kita tahu kan elpiji 3kg bersubsidi ini sempat langka, karena memang kelangkaan elpiji ini karena kapal pembawa elpiji waktu cuaca eksrem kesulitan sandar. Jadi pada saat aktifitas bongkar muat barang sempat terjadi kendala hingga mengakibatkan kelangkaan elpiji,” ungkap Henggar.

Henggar menyebut, saat ini kelangkaan elpiji sudah berangsur kembali membaik seiring dengan kondisi cuaca. Ia menyatakan bahwa nanti sebelum hari raya idul fitri, kuota pasokan elpiji 3kg bersubsidi akan ditambah 2 kali.

“Kalau ngga salah nanti sebelum lebaran akan ada penambahan kuota 2 kali. Informasinya yang kuota pertama elpiji 3kg ini akan ditambah 10.000, kemudian kuota kedua akan ditambah lagi 10.000” tegasnya.

Pihaknya berharap dengan adanya penambahan kuota elpiji 3kg di Kabupaten Pati ini membuat stok elpiji pada kondisi aman.

Kemudian terkait pengecekan stok bahan makanan dan tanggal kedaluwarsa baik di swalayan maupun pasar tradisional, Henggar menyebut bahwa upaya ini dilakukan sebagai langkah antisipasi agar masyarakat dapat mendapat dan mengkonsumsi makanan yang baik dan aman.

“Jadi tentunya apa yang diedarkan dan digunakan oleh masyarakat ini kan jangan sampai posisi sudah kadaluwarsa tetap beredar. Ini yang coba kita batasi untuk meminimalisir itu. Kita pastikan bahwa barang-barang yang beredar itu belum expired,” tandasnya.

Saat ini, sambungnya, harga-harga kebutuhan pokok di Kabupaten Pati cenderung stabil. Bahkan beberapa kebutuhan bahan pokok mengalami penurunan harga.

“Jadi di Kabupaten Pati termasuk 10 besar kabupaten/kota yang penurunannya tinggi ya. Karena kita juga melakukan operasi pasar beberapa kali. Alhamdulillah bisa menurunkan IPH (indeks perkembangan harga) yang ada di Kabupaten Pati” pungkasnya. (Agus/PO)