Jepara – Indonesia khususnya jawa mempunyai adat dan budaya yang unik sejak dahulu kala. Inilah yang saat ini menjadi kearifan local yang memperkaya khasanah adat tradisi Bangsa. Sampai saat ini masih dilestarikan atau di uri-uri.

Salah satunya adalah yang ada di dukuh Karangpandan desa Ujungpandan kecamatan Welahan . Ada sebuah makam terletak di tepi jalan dan kanan kirinya area persawahan. Makam itu lazimnya makam yang di lestarikan seperti desa lain dengan dicungkup namun sederhana.

Warga dukuh Karangpandan menyebut makam ini sebagai makam Mbah lapar atau Syeh Lapa. Namanya memang unik yaitu “ lapar “ atau Bahasa jawanya Ngelih. Mengapa diberi nama tersebut . Tidak ada orang yang tahu karena sejak dulu nama itu sudah ada.

“ Kalau makam itu ketika saya kecil sudah ada makam itu . Tapi belum dibangun seperti sekarang. Namanya ya Mbah Lapar itu , ceritanya Mbah Lapar itu ketika hidupnya banyak tirakat atau berpuasa . Itu yang saya tahu tapi makam itu sudah lama ada “, kata Nahrawi (45) warga Karangpandan pada kabarseputarmuria Minggu 24/12/2023.

Nahrawi yang sehari harinya bekerja sebagai petani menambahkan , makam Mbah Lapar itu ketika masih kecil sudah ada. Namun belum dibangun bagus seperti sekarang. Setiap tahunnya di makam itu di gelar selametan dan do’a bersama. Selain itu juga ada pengajian yang dihadiri warga sekitar.

Hal sama juga dikatakan Om Zen yang lahir di dukuh Karangpandan yang kini tinggal di desa Sendang Kalinyamatan. Makam Mbah Lapar memang ada sejak dulu dan sampai sekaang makam itu tetap dirawat warga . Setiap Kamis sore ada beberapa warga yang rutin ziarah.

“ Kalau bagaimana ceritanya dan siapa yang dimakamkan disitu saya tidak tahu , Namun bagi warga dukuh Karangpandan makam ini punya keistimewaan sendiri . Saya kalau kebetulan pulang kampung ya ziarah juga ke makam itu “, kata Om Zen yang punya usaha Es Degan di Purwogondo Kalinyamatan Jepara. ( Pak Muin )