Jepara – Sebagian petani di desa Jondang kecamatan Kedung memanfaatkan lahan sawah untuk menanam Kacang Ijo . Namun karena kondisi kemarau panjang sehingga kekurangan air. Hal ini berimbas pada pertumbuhan tanaman kacang ijo yang kurang baik. Tanaman kekeringan sehingga tidak bisa berbuah serempak dan panennya tidak bisa bersamaan.
“ Awalnya bagus namun karena taka da hujan sama sekali ketika mulai berbuah kekeringan. Akibatnya tidak bisa berbuah bersamaan akhirnya cara memanen ya tidak bisa bersama. Yang kering dulu diambil lain hari di ambil lagi jadi harus kekuar tenaga banyak “, kata Muhammad petani dari desa Jondang pada kabarseputarmuria Minggu 17/9/2023.
Muhammad mengatakan ia baru tahun ini menggarap lahan sewanya untuk menanam kacang ijo . Ia tertarik pada teman teman petani yang menanam kacang ijo duluan. Tahhun yang lalu hasil tanaman kacang ijo cukup menguntungkan. Selain biaya operasionalnya tidak banyak juga harga jual kacang ijo cukup tinggi. Sehingga tahun ini ia mencoba ikut menanam kacang ijo di musim keamarau.
“ Tahun ini kemaraunya cukup panjang dan panas sekali . Habis panen padi tak ada hujan sama sekali sehingga ketika kacang ijo mulai berbuah tak ada air sehingga berbuahnya tida bisa serempak akibatnya ya panennya tidak bisa bareng seperti ini “, kata Muhammad lagi.
Agar tetap mendapatkan hasil setiap hari ia datang ke sawahnya untuk memetik kacang ijo yang kering. Sedangkan yang masih hijau dibiarkan dan nanti kalau sudah berwarna hitam baru dipetik. Bagi yang lahannya luas harus membayar orang untuk memetik kacang ijo di lahan. Upahnya setengah hari Rp 40 ribu rupiah.
Karno ( 67) petani dari desa Wanusobo yang menggarap lahan di desa Jondang mengatakan ialah yang pertama kali mengenalkan petani di desanya dan desa tetangga menanam kacang ijo ini. Ia belajar menanam kacang ijo ini dari desa Bakung kecamatan Mijen kabupaten Demak. Karena hasil yang bagus dan untung lumayan selanjutnya banyak petani yang mengikuti jejaknya.
“ Tanam kacang ijo cukup mudah dan bioaya murah . Setelah sawah habis dipotong padinya bibit kacang ijo langsung di semai dengan cara di sawurkan ke sawah, Setelah itu ditinggal begitu saja . Setelah mulai tumbuh baru di obat dan pupuk untuk daun. Setelah itu petani hanya menunggu waktu panennya “, kata Mbah Karno.
Mbah Karno mengatakan jika tanaman kacang ijo tumbuh bagus tidak kekurangn air dari satu bau tanaman kacang ijo ini bisa dipanen sekitar 8 Kwintal kacang ijo kering. Jika harga perkilonya Rp 20 ribu maka satu bau bisa menghasilkan uang Rp 16 Juta. Adapun biaya operasionalnya maksimal Rp 6-7 jutaaan.
“ Untuk tahun ini cuaca tidak mendukung karena taka da hujan sama sekali sehabis tanam kacang ijo . Idealnya setelah bibit di semau dan tumbuh ada hujan 1 tau 2 kali sehingga tak kekurangan air seperti ini. Namun kalau tlaten ambil buahnya yang masih ada paling ruginya sedikit atau malah bisa balik modal “, kata Mbah Karno menutup sua. ( Pak Muin )