TRIBUNJATENG.COM, SUKABUMI – Adalah Nining Sunarsih (52) wanita yang hilang 1,5 tahun silam, terseret ombak pantai selatan, ditemukan dalam kondisi hidup tanpa luka. Anehnya, pakaian dan sandal yang dikenakan oleh Nining saat ditemukan terbaring di pantai, masih sama dengan yang dipakai 17 bulan silam, saat dinyatakan hilang.

Koordinator Pos SAR Basarnas Sukabumi, Aulia Solihanto pun kaget mendengar kabar penemuan Nining Sunarsih (52) tersebut.

Aulia langsung membuka arsip dan dokumen lama SAR.

Aulia ingin memastikan bahwa Nining adalah perempuan yang pernah ia cari bersama tim gabungan 17 bulan lalu.

Benar saja, itu Nining yang sama.

“Saya kaget, ramai di berita dan media sosial soal Bu Nining ini. Ketika buka arsip baik nama maupun alamat ternyata sama, saya langsung kaget,” kata Aulia.

Saat itu, Nining diketahui sedang mandi di pantai.

Seketika ada ombak tinggi yang kemudian menyeret Nining menjauhi bibir pantai.

Koordinator Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi Okih Pajri menjelaskan, saat itu sejumlah saksi melihat Nining meminta tolong sambil melambaikan tangan.

Berselang satu minggu, tim SAR menemukan sesosok jasad yang diduga adalah Nining dan langsung memberitahu pihak keluarga soal temuan itu.

Pihak keluarga menolak mengakui lantaran jasad yang ditemukan tak mempunyai ciri khusus seperti Nining. Nining pun masih hilang.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, perempuan warga Kampung Cibunar RT 05/02, Desa Gedepangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi Jabar itu tak jua ditemukan atau pulang ke rumah.

Anak Nining, Wanda (23) menjelaskan, penemuan sang ibu berawal dari mimpi kakeknya. Mimpi sang kakek itu tiga hari berturut-turut sama, intinya Nining anaknya minta tolong dijemput.

Menurut Wanda, mimpi sang kakek memperlihatkan Nining meminta dijemput di Citepus, Palabuhanratu.

Berbekal hal itu, keluarga pun memutuskan pergi ke tempat yang disebutkan dalam mimpi pada Sabtu (30/6/2018).

Benar saja, pukul 24.00 WIB, Nining ditemukan dalam kondisi hidup di Citepus, tepatnya berjarak 500 meter dari lokasi semula ia dinyatakan hilang 17 bulan lalu.

Okih Pajri menjelaskan, Nining ditemukan dalam kondisi terbaring dan tubuhnya menghadap ke darat. Selain itu, pakaian yang dikenakan Nining masih sama seperti 17 bulan lalu.

Sementara itu, ibu Nining, Tating menjelaskan bahwa putrinya ditemukan dalam kondisi basah dan penuh pasir.

“Semalam dia pulang diantar Jejen, adik suami saya atau pamannya yang sudah tiga hari berturut-turut memimpikan Nining minta dijemput di Palabuhanratu,” kata Tating.

“Kondisi pakaian, celana dan sendalnya basah penuh pasir. Dia ditemukan di pesisir pantai tempat dia dulu dikabarkan hilang,” tambahnya.

ining langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Menurut tim medis, Nining dalam kondisi baik. Keluarga pun menyebut bahwa korban sudah mau makan bubur.

“Sudah mau makan dan minum, infus masih dipasang dokter, tapi masih belum bicara atau cerita,” kata Tating.

Sudah Bisa Ngobrol

Nining Sunarsih (53) yang ditemukan setelah 1,5 dikabarkan hanyut di Pelabuhan Ratu Sukabumi sudah bisa diajak komunikasi namun hanya dengan bahasa isyarat.

“Untuk saat ini komunikasi dengan pasien, tidak langsung secara verbal pasiennya, hanya mengangguk saja,” ujar Kepala Tim Keluhan dan Penanganan Keluhan dan Informasi RS Syamsudin, Wahyu Handriana.

Wahyu menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan pihaknya, Nining mengalami low intake atau tak mau makan sehingga tubuhnya menjadi lemas.

Tidak hanya itu, Nining juga mengalami hipertensi.

“Pasien ini menderita low intake namanya, kekurangan makan terus disertai darahnya agak naik, hipertensi, tensinya agak naik sedikit,” kata Wahyu.

Namun, Nining bisa minum dan makan walau pun makanan yang dia makan sangat sedikit. Oleh karena itu, kata Wahyu, pihaknya akan memeriksa lebih lanjut terkait hal tersebut di ruang penyakit dalam.

“Kenapa enggak mau makan, lagi diteliti lagi oleh dokter yang merawatnya, minum mau, sedikit-sedikit makan tadi saya lihat, mau, tapi memang sedikit sekali, nanti mungkin akan dinilai oleh dokter-dokter yang akan merawatnya. Pasiennya akan dirawat di ruangan penyakit dalam untuk diperiksa lebih lanjut,” ungkapnya.

“Secara fisiknya baik, tapi untuk kondisi mentalnya kami belum dapat memastikan,” tutur Wahyu. (Tribunjateng/TribunJabar.id/Indan Kurnia/Ferri Amirul/Ravianto)