Jepara – Desa Wanusobo kecamatan Kedung mempunyai Gapura Masjid yang unik. Selain berarsitektur paduan Islan, Hindu dan Belanda. Bahan baku untuk membuat Gapura juga unik karena terbuat dari tanah liat dan remukan Batu Bata Merah. Saat ini kondisinya sudah direnovasi seperti baru kembali. Selain bentuknya tidak berubah semua ornamennya juga masih seperti dulu.
Ali Mudasir tukang batu yang merenovasi gapuro kuno Masjid Wanusobo mengatakan, ia baru kali ini merenovasi bangunan lama atau kuno. Ketika awal ia kerjakan gapuro sudah berwarna kusam dan rusak dibeberapa tempat. Oleh karena itu iapun memperbaikinya kembali sesuai dengan kondisi awal. Selain tembok yang hancur di beberapa tempat ia juga memperbaharui khot dan juga rajah yang tertempel di gapuro tersebut.
“ Meskipun tidak kuno namun saya mengatakan gapuro ini unik selain bahannya yang sederhana hanya tanah liat dan remukan batu bata merah namun masih kuat bertahan hingga sekarang. Kalau tidak salah Gapuro ini dibuat tahun 1954. Usianya sekitar 70 tahun sampai sekarang “, kata Ali Mudasir tukang batu asal desa Tedunan kecamatan Kedung yang kini bergelut di pembuatan ornament dan khot di masjid.
Selain unik di gapuranya Masjid ini juga masih menyimpan Mihrab atau tempat khutbah yang terbuat dari kayu jati . Mihrab ini ukurannya kecil dan menujukkan seni tempo dulu. Diperkirakan usianya sekitar 80 tahun ditilik dari tulisan arab ukir yang ada di bagian depan mihrab. Karya tukang kayu jaman dahulu masih disimpan dan gunakan oleh pengurus sampai sekarang.
“ Saya melihat di beberapa masjid bentuk mihrabnya sudah buatan sekarang meskipun kelihatan megah namun tidak ada unsur sejarahnya. Namun Mihrab di Masjid desa Wanusobo ini kondisi muhrabnya di rawat dengan baik . Sehingga bisa dilihat anak cucu hingga sekarang “, jelas Ali Mudasir yang bekerja merenovasi kubah Masjid Baitul Muttaqib Wanusobo.
Di tempat yang sama Subaedi salah satu Panitia pembangunan Masjid Baitul Muttaqin desa Wanusobo pada kabarseputarmuria mengatakan , Masjid telah mengalami perehaban 3 kali semenjak didirikan. Yang terakhir dimulai tiga tahun yang lalu dan yang terakhir ini menggarap kubah yang di beberapa bagian bocor jika hujan tiba. Kuibah direnovasi dan dicat ulang kembali agar nyaman untuk sholat.
Terkait gapura masjid yang unik Subaedi mengatakan , gapura masjid sudah ada sejak dulu namun tahun ini di renovasi atau diperbaharui kembali. Dibangun usai kemerdekaan RI bahannya tanah liat dan remukan batu bata karena jaman dahulu belum ada semen atau beton . Namun demikian kondisinya masih kokoh dan modelnya kuno sehingga perlu dilestarikan.(Muin)