Jepara – Setiap pekerjaan jika ditekuni dengan sungguh –sunguh akan membawa hasil yang lumayan untuk kehidupan. Itulah motto yang selalu dikatakan oleh Anto (58) warga desa Bakalan kecamatan Pecangan Kabupaten Jepara penjual Jagung keliling yang setiap hari membuka dasarannya di seputaran pesisir Kedungmalang  Jepara dan Kedungmutih Demak.

Dengan membawa gerobag yang ditarik oleh sepeda motor dia keliling kampung menjajakan Jagung rebus. Ciri khasnya adalah gerobag panjang di belakang sepeda motor , dan juga suara yang khas ketika menawarkan jagung rebus.

” Dulu pekerjaan saya sopir lebih 20 tahun saya hidup dijalanan , karena kurang nyaman dengan suasana saya alih profesi sebagai penjual Jagung dan gorengan . Mulai tahun 2008 saya jualan keliling di temani istri saya ”, ujar Antok yang ditemui kabarseputarmuria Sabtu (29/2)

Antok mengatakan , meski kelihatannya berat jualan jagung  ini namun ia merasa  lebih nyaman dibandingkan pekerjaan dahulunya sebagai sopir. Menjadi sopir selain dibutuhkan keberanian yang tinggi juga harus tahan godaan di jalanan. Meskipun penghasilannya lebih banyak namun  sering uang itu habis tanpa guna.

Selain untuk beli minuman , dan juga habis untuk kebutuhan lainnya.  Tidak itu saja menjadi sopir juga sering berkelahi dengan sesama sopir meski hanya persoalan kecil bisa menjadi besar.

” Nah melihat kenyataan itulah saya membanting haluan untuk berhenti menjadi sopir, selain penghasilan yang tidak kelihatan juga banyak musuh dimana-mana . Oleh karena itu sayapun mencoba jualan jagung rebus dan juga gorengan seperti yang dilakukan oleh tetangga kanan kiri rumah ”, ujar Antok.

Dengan berbekal gerobag butut panjang dan sepeda motor tua iapun kulakan jagung mentah langsung dari kebun pada langganannya . Sampai di rumah jagung tersebut di rebus dengan air ditambah dengan bumbu khusus sehingga rasanya enak dan berbau harum. Menurutnya meski jagung mentahnya sama , namun cara pengolahannya berbeda , maka rasa yang dihasilkan juga berbeda . Selain itu dia memastikan jagung yang direbus adalah jagung pilihan langsung diambil dari kebun atau sawah sehabis di panen.

” Agar rasa jagung rebus terjaga kualitasnya , saya punya langganan para penebas jagung yang setiap hari memanen Jagung . Sehingga setiap hari jagung yang saya rebus adalah jagung baru sehingga rasanya enak dan tidak mengecewakan pelanggan. Lewat HP saya hubungi para penebas jagung mulai dari Jepara sampai Purwodadi ”, tuturnya

Setiap hari Antok bisa menjajakan Jagung rata-rata 300 buah , namun jika ada acara khusus misalnya ada keramaian atau pasar malam jagung yang ia jual bisa mencapai 500 buah. Setiap buah dalam kondisi mentah ia beli rata-rata Rp 700,- , jika sudah di rebus matang ia jual Rp 1.000,- setiap buahnya.

” Ya jika kondisi ramai setelah dikurangi gas , dan bensin keuntungan  bersih  bisa mencapai Rp 100 ribu setiap harinya. Jika dalam kondisi sepi atau hujan terus menerus ya Rp 80.000,- dapat ”, tambah Antok.

Dibandingkan dengan kerja sopir, berjualan jagung rebus ini dipikiran lebih fresh . Selain bisa berkumpul dengan anak istri setiap harinya pikiranpun tenang. Dimana-mana sekarang banyak teman , terutama pelanggannya dari anak-anak sampai orang dewasa.

Oleh karena itu jika badannya sehat setiap sore sehabis shalat Ashar ia keluar dengan motor dan gerobagnya . Pulangnya sekitar jam 8 dan 9 malam atau jika dagangannya habis

” Alhamdulillah meski harus keliling kampung berjualan Jagung rebus pikiran lebih tenang  dari pada dulu Sopir banyak pusingnya , meski penghasilan besar tetapi selalu habis di jalan ”, kenang Antok . (Muin)