Jepara – Desa Dongos Kecamatan Kedung kabupaten Jepara mempunyai pasar desa yang unik.Orang menyebutnya Pasar Gremeng entah kenapa disebut demikian . Gremeng itu bahasa Jawa yang artinya obrolan lirih apa mungkin dulunya pasar ini para penjual dan pembelinya transaksi dengan suara lirih. Tidak tahulah Pasar Gremeng itulah kini julukan pasar desa Dongos.

Menurut informasi yang didapatkan kabarseputarmuria dari warga setempat Zaenal Arifin ( Seto Dontnghost ), Pasar Gremeng desa Dongos ini sudah lama ada dan menempati tanah milik warga bukan tanah desa. Sehingga kondisi bangunan pasar Gremeng ini sederhana saja . Los los untuk berjualan warga bentuknya sederhana. Kebanyakan pedagang model dheprokan sehingga barang dagangannya kebanyakan langsung dibawa pulang.

” Pedagang yang berjualan mulai jam lima sudah berdatangan puncak keramaian sekitar pukul 7-8 .Ada berbagai macam jenis jualan yang paling banyak adalah kebutuhan makan sehari hari “,kata Zaenal Arifin ( Seto Dontnghost ) yang mempunyai usaha Optik di rumahnya

Jumlah pedagang yang berjualan di pasar Gremeng desa Dongos cukup banyak ada seratusan lebih .Selain warga desa Dongos sendiri ada juga pedagang dari luar desa yang mencari rezeki di pasar ini.Di pasar ini banyak dijual makanan tradisional yang murah meriah harganya. ada tiwul,inthil,janganan ,horog-horog sate cecek ,lontong ,blendhung,marning dan banyak lagi yang lain.Untuk lauk pauk juga komplit mulai daging ayam,ikan ,kerang,cumi udang serta tempe dan tahu.

” Selain warga desa Dongos yang belanja di pasar ini banyak pula warga desa tetangga seperti Sowan Lor Kidul,Ngeling dan Bugel. Khusus untuk makanan tradisional disini komplit dan harganya juga murah meriah mulai dari Rp 1.000 sudah bisa beli gethuk,inthil,marning,blendhung, horog horog”, tambah  Zaenal Arifin ( Seto Dontnghost )  yang juga relawan PMI kabupaten Jepara.

Jika dikembangkan secara berkelanjutan pasar Gremeng ini bisa dijadikan Destinasi Wisata Kuliner Tradisional semacam pasar Sore Karangrandu.Namun untuk pasar Gremeng Dongos ini dibukanya pagi hari utamanya hari Minggu atau libur . Para pedagang kuliner tradisional dikoordinir untuk berjualan aneka ragam makanan tradisional dengan harga yang murah sehingga bisa menarik pengunjung.(Muin)