Demak – Meski musim hujan sudah berjalan separuh jalan namun kenaikan harga garam yang ditunggu tunggu petambak garam tak kunjung datang. Para pengepul garam yang biasa membeli garam petambak tampaknya juga malas membeli garam.Alasannya klise stok atau simpanan garam mereka masih banyak.Sehingga ketika mereka ditawari untuk membeli garam mau tapi dengan harga yang rendah.
” Masa saat ini hanya menawar Rp 20 ribu dilahan.Padahal awal panen dulu laku Rp 40 ribu setelah musim hujan harga tidak naik kok malah turun terus ” ,kata Ali Muhlis petambak garam dari desa Kedungmutih pada kabarseputarmuria.
Ali Muhlis menambahkan di gudangnya ini tersimpan garam sekitar 100 lebih.Harapannya ia simpan di dalam gudang ada kenaikan harga seperti tahun tahun yang sebelumnya.Namun setelah ditunggu hampir empat bulan tidak ada kenaikan harga malah terus turun .
” Dulu orang nyimpan garam dipastikan untung meski sedikit namun dua tahun belakangan ini tidak terjadi lagi.Padahal harga sewa terus naik”,tambahnya.
Hal sama dikatakan Hamzawi Anwar pemilik usaha jual beli garam Al Barokah Demak , harga garam terus cenderung turun karena permintaan juga turun drastis dibandingkan tahun yang lalu. Saat ini ia hanya mengirim garam ke beberapa pelanggan dalam jumlah tidak banyak. Permintaan garam cenderung turun dibandingkan tahun lalu.Mereka ganti suplyer karena mendapatkan harga yang lebih murah.
” Lebih enakan harga garam tinggi justru hanya beberapa orang yang menjadi suplayer .Stok garam banyak di gudang petambak seperti ini semua orang bisa jadi suplayer garam “,jelas Hamzawi Anwar.
Terpisah Fatkul Muin pengamat masalah pesisir mengemukakan harga garam yang rendah membuat petambak garam merugi .Harga garam sekarang Rp 20 ribu setiap kwintalnya belum bisa menutup biaya operasional pembuatan garam garam . Agar petambak garam bisa meraup untung harga garam dilahan minimal Rp 40 ribu itupun untungnya sangat kecil. Sebenarnya harga garam yang layak perkwintalnya 50 ribu .
” Nah dengan harga garam sekitar Rp 50 ribu Petambak sudah meraup untung perbulannya sekitar 2 juta rupiah .Dan belum termasuk kerja mereka selama sekitar 4-5 bulan”,ujar Fatkul Muin
Oleh karena itu bila harga garam belum mencapai Rp 50 ribu pemerintah harus memberikan bantuan peralatan untuk pembuatan garam misalnya geomembran ,mesin atau bentuk alat yang lainnya.Bantuan tersebut bisa untuk meringankan beban petambak garam terutama para penyewa.