Jepara – Jika anda melihat kondisi Masjid Besar ” Walisongo” desa Pecangaan Kulon kecamatan Pecangaan saat ini masih dalam tahap renovasi. Sudah dua tahun ini masjid yang dulunya kubah beton kini sudah digantikan kubah dengan bahan tembaga. Begitu juga dinding lantai dua semua terbuat dari kaca dengan bentuk prisma yang unik. Sehingga dari kejauhan tampak birkilauan seperti permata raksasa.

” Untuk Arsiteknya kita datangkan dari Semarang. Model Masjid Walisongo yang baru ini belum ada yang menyamai gaya bangunannya paduan modern dan tradisional. Kubahnya saja biaya sekitar 500 jutaan dari tembaga model turki. Di depan itu yang akan dibangun menara rencana tingginya 56 meter “, ujar Drs. H. Sutejo Ketua Panitia Pembangunan Masjid Besar” Walisongo ” Pecangaan Kulon Jepara pada kabarseputarmuria.

H. Sutejo yang sehari harinya berprofesi sebagai kontraktor dan Ketua BPD Desa Pecangaan Kulon menambahkan, pembangunan Masjid Besar “Walisongo” dimulai bulan Agustus 2017 dikarenakan Masjid lama selain kondisinya tua juga kurang menampung jamaah. Dengan adanya kas bersumber dari para donatur maka diputuskan renovasi Masjid lama yang berkubah beton warna hijau. Awalnya perkiraan dana yang dibutuhkan sekitar 8 M namun melihat penambahan volume bangunan nanti kalau sempurna bisa menghabiskan 10 M.

” Ya kalau saat ini pembangunan sudah berjalan sekitar 50 persen bagian depan sudah selesai tinggal finising. Saat ini tukang sedang mengerjakan pondasi untuk menara Masjid mudah mudahan dana amal jariyah dari warga masyarakat terus masuk sehingga target kami dua tahun lagi Masjid ini selesai dengan sempurna “, tambah H. Sutejo

Selain dirinya ia juga dibantu ‌H. Agus Ali Akbar dari Akbar transindo , H. Masamad Suharto. Pemilik Usaha Bis Putra Pelit Jepara dan H Masruri  Pengusaha Tenun  yang juga Bendahara NU semua bahu membahu demi penyelesaian pembangunan Masjid Besar Walisongo Pecangaan Kulon. Untuk disain masjid bergaya Eropa dengan menara melambangkan rukun Islam dan rukun Iman 5 dan 6 meter. Dengan tinggi 56 meter nantinya bisa dikembangkan sebagai wisata religi seperti Menara Masjid Agung Semarang.

Hal yang sama juga dikatakan Nursuyuti yang bertugas mengawasi pekerja, Menara Masjid Besar Walisongo nantinya bisa dinaiki oleh jamaah sampai atas. Dari atas Menara jamaah bisa melihat pemandangan Desa Pecangaan dari atas. Oleh karena itu agar cepat selesai diharapkan jariyah dari warga Pecangaan Kulon dan siapa saja yang ingin beramal jariyah diterima Panitia dengan tangan terbuka.

Selain untuk sholat lima waktu Masjid Besar Walisongo ini juga menyelenggarakan pengajian rutin Jum’at dan Ahad Pagi. Semua yang hadir mendapatkan makan pagi usai pengajian. Bagi musyafir yang mampir di masjid ini pengurus menyediakan air minum hangat untuk jamaah.

“Kami sebagai panitia pembangunan memohon kepada para aghniyak dan pengusaha bisa menyumbangkan sebagian hartanya untuk penyelesaian Masjid ini. Begitu juga bantuan dari pemerintan kita terima dengan terbuka”, tutup Drs. H. Sutejo. (Muin).