Jepara – Bagi petambak garam di Jepara plastik hitam lebar atau dikenal sebagai geomembran kini menjadi salah satu alat produksi garam. Dengan geomembran ini membuat garam lebih praktis karena waktu panen lebih cepat. Selain itu kualitas garam juga lebih baik karena warna garam lebih putih dan bersih. Padahal awalnya banyak petambak garam yang menjual geomembran bantuan dengan harga murah.

” Mereka belum percaya dengan kehebatan geomembran ini. Sehingga ketika mereka dapat bantuan pemerintah justru dijual murah. Nilai bantuan senilai 3 Jutaan per rolnya namun mereka jual 500-600 ribu saja. Namun kini Geomembran seharga hampir 4 juta per rol tetap mereka beli”, kata Sokhib Ketua KSU Mina Barokah Surodadi Jepara pada kabarseputarmuria

Sokhib mengatakan sekitar tahun 2014 pemerintah telah menggelontorkan bantuan geomembran ke seluruh petambak garam sesuai dengan luas lahan. Setiap petambak garam mendapatkan bantuan geomembran mulai dari 1-22 rol. Namun karena belum teredukasi dengan baik geomembran tersebut banyak yang menjual geomembran dengan harga murah. Sehingga hampir separuh geomembran tidak dipakai bahkan banyak yang dijual.

” Itulah kenyataannya ketika ada bantuan mereka jual dengan murah tetapi ketika sudah tahu manfaat geomembran. Harga mahalpun mereka beli meskipun mengeluarkan biaya yang banyak” tambah Sokhib.

Dengan maraknya penggunaan geomembran untuk membuat garam maka banyak usaha pemasok geomembran yang tumbuh disentra pembuatan garam. Sokhib selaku pengelola KSU Mina Barokah juga menyediakan geomembran untuk anggotanya yang berprofesi sebagai petambak garam. Untuk tahun 2018 telah terjual 225 rol dengan nilai uang Rp 800 juta dan tahun 2019 ini sudah terjual 101 rol dengan nilai Rp 350 juta. Seuain koperasinya masih ada beberapa usaha pribadi yang menyediakan geomembran untuk petambak garam. (Muin)