JEPARA – Suliati (39), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal desa tanjung Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang bekerja di Malaysia mengalami penyiksaan dan tidak bisa pulang ke Tanah Air. Menurut adik Suliati, Sugiarto di Jepara, Sabtu (8/11/2014) , kakaknya selama lima tahun lebih tidak pernah menerima gaji dari sejumlah majikannya dan kekerasan fisik juga sering dialaminya, baik oleh majikan maupun penyalur tenaga kerja.

Bahkan, lanjut dia, Suliati juga hampir mengalami kekerasan seksual dari anak majikannya di Malaysia, beruntung bisa menyelamatkan diri. Selama bekerja di Malaysia, kata dia, kakaknya baru bisa berkomunikasi dengan keluarga di Jepara enam bulan terakhir. Pasalnya, kata dia, selama bekerja selalu berada dalam pengawasan penyalur TKI sehingga sulit menyampaikan kabar dirinya di Malaysia.

Sejak bekerja di Malaysia pada tahun 2009,
kata dia, Suliati berganti majikan hingga tiga kali karena selalu mendapat perlakuan kasar dari majikan serta penyalur TKI. “Dia sempat kabur dan ditolong oleh seseorang, kemudian dipekerjakan kembali,” ujarnya.

Hanya saja, kata dia, perlakuan tidak manusiawi kembali dialami dan hingga kini belum juga mendapatkan gaji sepeserpun. Dalam kondisi tertekan dan tidak mendapatkan gaji, kata dia, akhirnya kakaknya bisa membeli telepon seluler dan bisa berkomunikasi dengan keluarga. Untuk menyampaikan nomor teleponnya itu ke keluarganya di Jepara, kata dia, harus bersusah payah mendapatkan TKI untuk minta bantuan mengirimkan surat yang berisi nomor teleponnya itu.

Akhirnya, kata dia, perjuangannya mendapatkan hasil setelah bertemu dengan warga Cirebon untuk dimintai bantuannya menyampaikan nomor teleponnya kepada keluarganya di Desa Tanjung, Kecamatan Pakis Aji, Jepara. “Surat tertanggal Mei 2014 itu akhirnya bisa diterima keluarga di Jepara,” ujarnya.

Lewat komunikasi tersebut, kata dia,
kakaknya berharap bisa pulang ke Tanah Air karena selain perlakuan tidak manusiawi paspornya juga ditahan oleh penyalur TKI. “Lewat pesan singkat telepon seluler dia juga berharap Presiden Joko Widodo bisa membantu pemulangannya ke Tanah Air dalam kondisi hidup ataupun mati,”
ujarnya.

Keluarga di Jepara, kata dia, sudah berupaya
lewat pengaduannya ke Polres Jepara. “Laporan kami memang diterima Polres Jepara, namun mereka mengaku tidak memiliki kapasitas untuk mengatasi kejahatan lintas negara. Kepolisian mencoba
minta bantuan Mabes Polri,” ujarnya.

Terkait laporannya ke Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Jepara, kata dia, hingga kini belum dilakukan.

Sementara itu Orang tua Suliati, Sarkijah (59) menambahkan, keinginan agar dia pulang juga disampaikan anaknya, Ngatminah (15). “Kami sekeluarga berharap dia bisa pulang dengan selamat, terlebih anaknya yang sangat menantikan kepulangannya,”
ujarnya.
Ia juga berharap, pemerintah bisa membantu mengupayakan kepulangannya ke Jepara.

(Antara | Akhmad Nazaruddin Lathif)

Gambar/ Ilustrasi : Republika.co.id

Haji aman dan lancar bersama KBIH ” Al-Firdaus” Jepara Hubungi 085 290 375 959

TOKO BUKU DAN KITAB ONLINE

BUKU PRIMBON LENGKAP

TOKO BUKU DAN KITAB SUPER LENGKAP

ALAT TAMBAL BAN ELECTRIC

ALAT TAMBAL BAN BAKAR SUPER CEPAT

MENCUCI TANPA SABUN  SUPER HEMAT 

MAINAN MURAH SERBA 1000 RUPIAH