Semarang – Kerusakan hutan yang terus terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun membuat sekelompok pemuda asal Semarang tersentuh untuk berbuat sesuatu dan melakukan perubahan. Melalui Yayasan LindungiHutan yang menjadi platform penggalangan dana digital untuk pelestarian hutan Indonesia dan kesejahteraan petani bibit, mereka mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih peduli dan ikut berkontribusi dalam Gerakan Rawat Bumi.

“Jadi, Gerakan Rawat Bumi ini adalah sebuah momentum untuk berterima kasih kepada bumi yang telah menjadi tempat yang nyaman walau seringkali penghuninya tak berlaku baik. Dengan bergerak bersama dengan seluruh elemen masyarakat diharapkan kegiatan ini dapat membawa kebaikan bagi masa depan bumi, masa depan kita,” jelas Hario Laskito Ardi, Chief Excecutive Officer LindungiHutan.

Awalnya Hario, Ben, dan Chashif, para founder dari Yayasan LindungiHutan, merasa tidak ada harapan untuk melakukan Gerakan Rawat Bumi ini. Tetapi melihat bahwa pada project Harapan Hutan yang telah terlaksana pada Desember 2018 lalu di Semarang dan Kendal dirasa cukup memuaskan, mereka menjadi lebih optimis jika project dalam rangka memperingati Hari Bumi ini akan berhasil juga.

“Desember lalu kami merayakan ulangtahun kedua LindungiHutan yang dibalut dalam project bertajuk Harapan Hutan, dan ternyata hasilnya mengejutkan. 16.000 bibit yang tertanam dengan diikuti hampir 1.000 partisipan dari berbagai latar belakang tersebut menjadi bukti bahwa masih banyak yang peduli, masih banyak yang berpihak pada kebaikan. Ternyata “harapan” itu masih ada, dan kami ingin terus membuktikannya” lanjutnya.

Gerakan Rawat Bumi, yang sudah dilaunching awal Februari 2019 lalu dan akan dilaksanakan pada 21 April 2019 mendatang telah berhasil menghimpun lebih dari 80 daerah untuk melakukan aksi penanaman dan bersih sampah, mulai dari Aceh hingga Jayapura.

Untuk ikut berkontribusi dalam project ini, bisa dilakukan dengan mengakses website mereka di lindungihutan.com/rawatbumi. Masyarakat dapat berkontribusi dengan cara donasi maupun ikut gabung aksi sesuai domisili masing-masing. Donasi tergantung harga bibit, mulai dari 5.000 hingga 40.000 per batang, cukup terjangkau bukan?

Jadi, tunggu apa lagi? Mari bersama merawat bumi, bersama menghijaukan penjuru negeri !! (Kika)