Demak — Profesi tukang parkir tidak hanya identik dengan kendaraan bermotor. Pesawat terbang (Helikopter) juga memiliki petugas khusus layaknya tukang parkir. Dengan gerakan tangan, mereka mengatur pilot meski bahaya sedotan mesin helikopter mengancam.
Namanya Pelda Rohmanto. Sehari-hari dia bertugas sebagai Batiops Kodim 0716/Demak dia juga lihai memarkirkan helikopter ke lapangan terbuka setelah mendarat di Lapangan Sepak Bola , Kebon Agung dalam rangka rangkaian Torch Relay atau kirab obor Asian Games 2018 di Indonesia. Dengan gerakan tangan dan alat bantu seukuran bet tenis meja, dia memandu pilot ke lokasi parkir.
Sebagai petugas parkir helikopter, istilah resminya Ground Marshall (GM), Rohmanto biasanya akan berdiri tegak di sebuah titik dan memberikan aba-aba visual ke pilot. Penumpang mudah mengenalinya dengan seragam khusus dan biasa bergerak-gerak tangannya sewaktu ada helikopter berjalan.
Selain dengan ATC, pilot juga harus berhubungan dengan Pelda Rohmanto dan sejawatnya setiap hendak parkir helikopter. Meski terlihat ringan, sejatinya profesi Rohmanto juga berisiko. Termasuk dari ancaman angin dan benda yang terbang di sapu baling baling helikopter.
Jika salah dalam memarkirkan helikopter, bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, yang ditugaskan untuk menjadi juru parkirnya juga harus punya keahlian khusus. Bahkan, harus melalui jenjang pendidikan yang khusus.
Rohmanto satu di antara tiga GM di Kodim 0716/Demak. Dia mengatakan, tanpa GM pilot akan mengalami kesulitan mengarahkan helikopter nya, karena helikopter memiliki bentuk fisik berbeda dengan kendaraan bermotor. “Sangat penting. Sebab kendali di landasan harus menggunakan marseller, jika tidak, pilot bisa ragu mau parkirnya dimana,” kata Ruhmanto, Rabu (18/7/2018).
Dalam bekerja, GM tidak sendirian, tapi berkoordinasi dengan pilot. Dirinya berkomunikasi dengan pilot melalui ATC yang juga berkoordinasi dengan BMKG sebagai pemandu cuaca.
Tugasnya di bandara kata pria kelahiran Dempet 1967 itu memberikan sinyal atau aba-aba visual kepada awak kemudi helikopter instruksi pemanduan.
Rohmanto mengatakan, aba-aba pertama setelah helikopter datang yaitu menggunakan gerakan say hello, atau mengangkat tangan kanan lurus ke atas. Ini menandakan bahwa ada orang di landasan. Setelah itu mengarahkan tangan sejajar ke depan, itu menunjukkan helikopter harus parkir di sana.
Setelah itu, tangan kembali lurus membentang ke kiri dan ke kanan pertanda helikopter harus lurus. Kemudian jika hendak mengarahkan helikopter ke kanan atau ke kiri, tangan tinggal helikopter diangkat setengah saja.
Tidak sampai disitu saja, untuk mematikan mesin saja pilot juga harus sesuai dengan instruksi marshaller. Intruksi yang diberikan berupa mengarahkan tangan ke leher mirip menyembelih hewan. (Pendim 0716/Demak)