Jakarta – Pasokan garam belakangan ini tengah mengalami kelangkaan. Harganya pun melejit di pasaran. Sebagai solusinya, pemerintah bakal mengimpor 75.000 ton garam dari Australia melalui PT Garam.

Sekretaris Jenderal Persatuan Petambak Garam Indonesia (PPGI), Muhammad Sarli, mengatakan ada kekhawatiran garam impor masuk saat garam sudah panen pada kurun waktu satu bulan ke depan.

“Kita tak khawatir kalau garamnya masuk pas masih sering hujan, karena memang pasokan garam sedang sedikit. Kami khawatir kalau masuknya impor garam itu pas kebetulan sebulan lagi lagi panas kemarau, sehingga panen garam lagi banyak, harga bisa jatuh,” ucap Sarli kepada detikFinance, Kamis (3/8/2017).

Dia menuturkan, saat ini dengan kondisi langka, harga garam di tingkat petambak dipatok Rp 3.500-4.000/kg. Saat cuaca baik dengan panen melimpah maka harganya akan jatuh.

“Namanya bertani garam ini kan enggak pasti, hari ini kita senang karena harganya bagus, tapi bulan depan enggak tahu. Kemungkinan cuaca sudah kering, jadi produksi banyak, kalau impor khawatirnya harga jatuh di bawah Rp 600/kg,” ungkap Sarli.

Sebaliknya, petambak garam asal Losarang, Indramayu ini mengungkapkan, situasi kelangkaan garam bisa saja tetap berlanjut jika kemarau basah alias intensitas hujan yang tinggi saat kemarau tetap berlanjut hingga sebulan ke depan.

“Lihat cuaca saja, kalau ternyata masih sering hujan, artinya produksi garam masih sedikit, sehingga ada impor tak masalah. Khawatir kalau ada impor garam masuk banyak saat sudah pas kering,” pungkas Sarli. (idr/hns)

Sumber : Detik.Finance