Jepara- Harga garam yang melambung tingi pada awal bulan April 2017 ini membuat petambak garam menggarap lahannya lebih dini. Meski saat ini masih ada hujan , namun mereka sudah terjun ke tambak untuk menata lahannya. Sehingga jika kita melewati are tambak garam , terlihat petambak bekerja menggarap lahannya. Ada yang membuat pematang , ada yang meninggikan tanggul ada pula yang mendalamkan saluran air.

“ Ya lahan saya sudah saya mulai beberapa hari yang lalu , dua tenaga kerja saya kerjakan untuk menggarap lahan garam ini. Mudah-mudahan dimulai secara awal nantinya panen juga duluan . Saat ini harga garam sedang bagus-bagusnya “, kata Pak Muchsin (63) petambak garam asal desa Kedungmalang pada kabarseputarmuria.com

Pak Muchsin mengatakan , Biaya untuk operasional pembuatan garam ini selama setahun menghabiskan biaya kurang lebih 25 juta rupiah. Mulai dari persiapan lahan  , tenaga pemanenan dan juga tenaga angkut garam masuk gudang. Oleh karena itu petambak harus menyisihkan uangnya dari hasil penjualan garam selama satu tahun. Jika tidak biasanya petambak pinjam kepada tetangga kanan kiri atau lembaga keuangan.

“ Untuk tahun 2016 kemarin hasil garam tidak ada karena musim hujan yang panjang. Untuk tahun 2015 kemarin saja menjual garam secara borongan Rp 85 juta rupiah. Harga garam pada waktu itu Rp 90 ribu rupiah. Kini harga garam sudah mencapai Rp 240 ribu setiap kwintalnya “, kata Pak Muchsin.

Dengan melambungnya harga garam local ini membuat petambak garam bersemangat untuk menggarap lahannya. Terpantau mulai dari desa Kedungmalang kecamatan Kedung sampai dengan desa Semat kecamatan tahunan terlihat kesibukan petambak garam di lahannya. Mereka berharap musim penghujan usai sehingga tambak garam cepat panen. ( Muin )