Jepara – Desa Kedungmalang kecamatan Kedung saat ini merupakan salah satu desa Nelayan . Warganya yang mempunyai profesi sebagai nelayan pencari ikan jumlahnya ratusan orang. Salah satu kampung nelayan di desa ini terletak di RT 05 RW 03. Seluruh warganya hidup dari hasil laut. Perahu merekapun tertata di depan rumah mereka yang merupakan dermaga pendaratan ikan.
Subhan (40) salah satu nelayan dari kampung ini mengatakan , pekerjan nelayan meru[akan profesi keturunan dari bapak dan embahnya dulu. Semua warga semuanya mempunyai perahu mesin yang setiap hari dioperasikan ke tengah laut untuk mencari ikan. Perahu yang dioperasikan rata-rata perahu kecil yang berawak 1 orang. Alat tangkap ikan yang mereka punyai tidak hanya satu.
“ Kalau soal alat penangkan ikan , nelayan disini tidak hanya mengandalkan satu alat saja , paling sedikit mereka mempunyai 3-4 alat . Kalau hanya satu mereka akan kesulitan untuk bisa memenuhi kebutuhan harian untuk keluarga “, kata Subkhan.
Alat tangkap ikan yang digunakan warga desa Kedungmalang ini yang paling banyak dioperasikan adalah arad, selain itu masih ada alat tangkap ikan lain seperti sodo , entol, dogol , jarring serta jebak kepiting. Semua alat itu digunakan untuk menangkap ikan tergantung dari musimnya . Jika musim udang rebon tiba mereka mengoperasikan alat tangkap ikan sodo ,dan entol.
“ Hari –hari ini sedang ramainya udang rebon , nelayan sini mengoperasikan alat sodo untuk menangkap udang rebon , hasilnya lumayan sekali miyang mereka bisa mendapatkan udang rebon 1-2 kwintal . Setiap kilonya Rp 2.000 sehingga semalam mereka bisa membawa pulang Rp 100 ribu – Rp 200 ribu “, kata Subkhan.
Menjadi nelayan menurut Subkhan harus rajin ke laut jika ingin hasil banyak. Kapanpun jika laut tidak berombak pasti ada ikan yang dibawa pulang. Terutama alat tangkap arad meski saat ini dilarang namun nelayan desa Kedungmalang masih banyak yang mengoperasikannya . Selain harga alatnya murah mudah perawatannya juga hasilnya selalu ada.
“ Ya meski saya mendengar ada larangan namun nelayan disini masih banyak yang mengoperasikan alat ini , selain murah harga alatnya , hasilnya setiap hari pasti ada. Lain jika alat jarring kadang dapat kadang tidak “, tambah Subkhan.
Subkhan berharap jika alat arad ditarik , pemerintah bisa mengusahakan alat tangkap ikan baru yang ramah lingkungan . Selain itu ada sosialisasi kepada nelayan semuanya agar mereka bisa mengerti dan juga memahami aturan yang ada. Jika tidak ada sosialisasi atau pemberitahuan mereka tidak tahu adanya larangan ini .(Muin)