Jepara – Selain permasalahan harus mengganti alat tangkap , nelayan yang tinggal di desa Karangaji kecamatan Kedung juga dipusingkan dengan kondisi perahu yang harus di rehab. Tidak semua nelayan bisa merehab jika perahunya rusak. Sehingga beberapa nelayan harus melaut meski kondisi perahunya menghawatirkan. Akibatnya jika laut berombak besar ada nelayan yang mengalami kecelakan dilaut.

 Hal itu dikatakan Pak Misroh (60) salah satu nelayan dari desa Karangaji yang juga nyambi sebagai tukang servis perahu. Untuk memperbaiki kerusakan perahu nelayan harus mengeluarkan dana. Kalau kerusakannyan ringan biaya yang dibutuhkan antara Rp 5 – 6 juta rupiah . Namun jika kerusakan berat baiaya rehab perahu bisa mencapai Rp 15 – 17 Juta rupiah.

 “ Kalau laut sedang ramai biaya untuk rehab perahu bukan menjadi masalah , namun jika laut sedang sepi inilah yang dikeluhkan oleh nelayan. Kadang nelayan harus ngebon pada bakul , atau yang lainnya . Nanti ketika laut ramai kembali hutang itu dibayar”, kata Misroh.

 Adapun rehap perahu dilakukan tergantung kondisi perahu ketika membeli . Jika baru sevis perahu dilakukan lebih lima tahun.Namun jika membeli secod 3-4 tahun harus diadakan servis misalnya mengganti bagian rusak dan juga pengecatan body perahu.

 Oleh karena itu para nelayan berharap selain bantuan alat penggerak perahu, alat tangkap dan yang lainnya. Pemerintah perlu juga memberikan bantuan dana berupa rehap perahu yang mengalami kerusakan. Dengan kondisi perahu yang rusak kerja nelayan tidak maksimal dan juga membahayakan nelayan.

 “ Gimana caranya pemerintah menyediakan dana rehap perahu ini , jika perahu di rawat dengan baik akan awet tahan lama dan juga aman untuk menangkap ikan di laut “, tambahnya

Menurut Misroh saat ini perahu milil nelayan dari desa Karangaji lebih200 perahu . Ada ukuran besar , sedang dan kecil untuk perahu besar yang baru palimng tidak nelayan harus menyediakan modal Rp 50 Juta , yang sedang 30 juta sedangkan perahu kecil Rp 10 juta. (Muin)