Jepara – Orang hidup harus bekerja , dengan bekerka dapat penghasilan untuk menghidupi kaluarga. Berdagan ikan rucah ini profesi sehari-hari ibu Suliyah warga Desa Karangaji kecamatan Kedung. Semenjak suaminya meninggal karena kecelakaan laut sebagai nelayan , ibu Suliyah berjuang untuk menghidupi keluarganya.
Setiap hari janda beranak dua ini menunggu kedatangan nelayan yang turun dari perahu. Selain ikan besar , Rajungan, udang ada ikan-ikan rucah yang di dapatkan nelayan. Ia membeli ikan-ikan rucah yang harga murah. Satu ember besar ia beli dari nelayan Rp 25 ribu – 30 ribu. Setelah terkumpul banyak iapun menjual kembnali ke pengepul di desanya.
“ Saya ini pedagang kecil pak , setelah terkumpul banyak kita jual pada bakul besar. Sehari ya paling banter dapat 20 ember . Alhamdulillah ya ada untung seharinya kadang Rp 60 ribu , Rp 50 ribu kalau sepi ya Rp 40 ribu dapat “, aku Ibu Suliyah.
Selain ia warga desa Karangaji yang bekerja berdagang ikan rucah ini , masih ada yang lainnya. Masing-masing bakul mempunyai langganan nelayan sendiri-sendiri. Ikan yang terkumpul banyak selanjutnya di kirim ke luar kota , ada yang ke Rembang , Semarang dan juga kota lainnya.
Dari berdagang ikan rucah ini Ibu Suliyah mengaku bisa menghidupi dirinya dan satu anaknya. Anaknya yang mbarep sudah berkeluarga sehingga yang menjadi tanggungan hanya satu. Meski hidup sederhana ia bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anaknya.  Dulu ketika suaminya masih hidup masih ada penghasilan tambahan dari suaminya.
“ Ya alhamdulillan bapaknya kecelakaan laut dan bisa ditemukan sehari setelahnya. Dulu saya pernah disuruh ngurus yang katanya asuransi nelayan namun saat ini tidak ada kelanjutannya . Semua persayaratan sudah saya penuhi namun sampai saat ini tidak cair”, kisahnya (Muin)