Jepara-Menjadi seorang guru bukanlah suatu profesi mudah. Tak jarang beberapa kesulitan sering mereka temui, apalagi bagi yang berada didaerah rawan bencana. Selain bertugas mengajar (mendidik), tanggungjawab lainnya adalah menjaga keselamatan siswanya selama aktivitas belajar-mengajar berlangsung.

Baru-baru ini, puluhan guru di Desa Tempur Kabupaten Jepara diberi pelatihan pendidikan kebencanaan. Tak kurang 28 guru yang terdiri dari Madrasah Ibdtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) mengikuti kegiatan tersebut.

Mochamad Widjanarko, salah satu pembicara dalam kegiatan itu mengatakan selama mengikuti pelatihan para guru diberikan pemahaman khususnya upaya penyelamatan darurat apabila terjadi ancaman bencana.

Bencana 3

“Para guru juga diajari penanganan adanya kemungkinan dampak psikologis yang dialami siswa,” katanya kemarin, Kamis (1/9)

Widjanarko begitu ia biasa disapa berharap pasca mengikuti kegiatan hasil kerjasama Yayasan Wali Songo, Tempur dengan lembaga penelitian Muria Research Center (MRC) Indonesia itu, dapat tersusun sebuah buku modul pendidikan bencana yang kemudian dapat menjadi pegangan selama mengajar.

“Buku itu ya kira-kira semacam muatan lokal pengajaran khususnya bencana,” terang Dosen Psikologi Universitas Muria Kudus (UMK) itu

Akhmad Syamsudin Kepala Sekolah MTs Mathali’ul Huda mengaku senang dapat mengikuti acara tersebut. Menurutnya pelatihan semacam itu sangat positif dan berguna bagi orang sepertinya yang berprofesi sebagai guru.

“Kalau bisa nanti diakan pertemuan setiap dua minggu sekali. Ini penting untuk saya sampaikan kepada siswa di sekolah,” paparnya

Hadir sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut antara lain Agus Hendratno (Dosen Geologi UGM), M.Zainuddin (BPBD) Jepara dan Femi Noviyanti (Jurnalis). (*)