Jepara- Desa Kedungmalang kecamatan Kedung saat ini menjadi salah satu desa sentra pengolahan ikan di kabupeten Jepara. Di desa Pesisir berbatasan dengan kabupaten Demak warganya yang terjun dalam usaha pengolahan ikan ada puluhan orang. Selain mengolah ikan hasil tangkapan nelayan desa Kedungmalang mereka juga mendatangkan ikan dari desa lainnya. Mereka membuka usaha mereka di pinggir sungai SWD II.
Mereka membuat gubug-gubug kecil dari bambu . Di gubug ini mereka olah berbagai jenis ikan menjadi ikan , asin , ikan tawar dan juga olahan ikan lainnya. Ada ikan layur , ikan kadalan , ikan teri dan ikan besar lainnya. Setiap harinya mereka mengolah ikan dengan cara dijemur yang sebelumnya di bersihkan , di garami dan juga dijadikan tempong atau blenyik.
“ Kalau yang ikan besar-besar seperti ikan setelah dibersihkan lalu dikeluarkan isinya kemudian digarami kalau dibuat ikan asin. Sedangkan yang ini ikan Teri dibuat tempong atau blenyik caranya ya di comot-comot seperti ini “, ujar Ibu Suyatmi salah satu pengolah ikan pada kabarseputarmuria.com.
Ibu Suyatmi mengatakan , usaha pengolahan ikan yang digelutinya ini sudah puluhan tahun . Ketika masih muda ia sudah menjalankan usaha ini jika dihitung sudah lebih dua puluh tahun. Dari usaha pengolahan ikan ini ia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dan juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi tetangganya. Khusus untuk pembuatan tempong atau blenyik membutuhkan tenaga yang cukup banyak.
“ Untuk membuat tempong atau blenyik memang membutuhkan tenaga yang banyak , karena ikan teri yang sudah bersih ini harus dicetak sesuai dengan keinginan. Jika sedang banyak ikan kita butuh 5 – 6 orang untuk ikut membuat blenyik atau tempong ini “, tutur Ibu Yatmi.
Soal pemasaran ikan yang diproduksi oleh pengrajin dari desa Kedungmalang ini tidak ada kesulitan seberapa banyak ikan yang dihasilkan selalu habis dipasarkan. Selain ada pengepul yang datang ke desa Kedungmalang , pengrajin juga berinisiatif ungtuk memasarkan ikan secara mandiri. Misalnya mendatangi pasar-pasar tradisional seputaran Jepara atau disetorkan ke pengepul rumahan.
“ Kalau masalah pemasaran kita tidak kesulitan , saya punya bakul langganan di daerah Kriyan Kalinyamatan . Seberapapun hasil dari sini saya setorkan ke sana. Selain itu kadang ada juga bakul-bakul eceran yang datang ke sini secara langsung “, tambah Ibu Suyatmi.
Namun dalam berusaha memang ada kendala , yang berkaitan dengan modal dan peralatan olah ikan. Jika ikan dari nelayan banyk kadang ia tidak bisa membeli semuanya karena terbatasnya modal . Sehingga iapun hanya kulakan ikan sesuai dengan kemampuannya . Begitu juga soal peralatan pengolahan kadang juga mengalami kesulitan. Misalnya tempat untuk membersihkan ikan , dan juga lahan penjemuran.
“ Kita sih inginnya ada tempat penjemuran ikan yang layak. Dibuatkan meja-meja dari bamboo. Sehingga ikan yang di jemur tidak langsung di tanah seperti ini. Ya gimana lagi modal habis ungtuk belanja ikan ya menjemurnya ya seadanya saja “, kata Ibu Suyatmi lagi.
Oleh karena itu Ibu Suyatmi berharap adanya pembinaan dari dinas atau instansi terkait lainnya . Dengan memberikan penyuluhan tentang pembuatan ikan yang baik dan juga ada penguatan modal unguk pengusaha kecil sepeti dirinya. Dan yang terpenting adalah tempat pengolahan yang layak agar ikan yang dijualnya mempunyai nilai yang lebih tinggi atau mahal. (Muin)
INI VIDEONYA