Demak – Saat ini sudah hampir memasuki bulan Januari 2016 dan hujan diprediksi akan turun dengan lebat . Pegarampun sudah menggantunggan alat penggaruknya dan berganti memelihara ikan dan udang. Namun demikian harga garam yang biasanya beranjak naik kini belum getarannya. Justru semakin lama semakin ambruk.
“ Harga terakhir di lahan satu keranjang dengan berat 30 Kilogram hanya laku Rp 5.000,- jadi satu kwintal paling banter Rp 15 ribu. Padahal tahun lalu harga masih Rp 30 ribu setiap kwintalnya “, ujar Asrofi pegaram asal desa Kedungmutih kecamatan Wedung pada kabarseputarmuria.com.
Asrofi mengatakan ambruknya harga garam ditingkat petani membuat pegaram enggan menjual garamnya. Mereka membiarkan garam tersimpan dalam gudang. Untuk menutup kebutuhan sehari-hari mereka mengandalkan tabungan . Jika tidak ada tabungan mereka menjual atau menggadaikan barang berharga.
“ Hari ini saya mengajukan pinjaman baru ke Koperasi untuk persiapan sewa lahan tahun depan . Paling tidak saya butuh dana sekitar 40 jutaan mau jual garam harganya masih murah jadi ya pinjam dulu ke sini “, kata Asrofi yang di temui di KSP Margi Rahayu Kedungmutih.
Menurut Asrofi tahun ini kualitas garam Demak mengalami kenaikan karena penggunaan media isolator atau geo isolator. Dengan menggunakan bahan sejenis plastic tersebut garam yang dihasilkan petani warnanya lebih putih dan bersih. Mestinya dengan garam yang bagus itu harganya lebih bagus dibandingkn tahun yang lalu.
“ Tapi kenyataan di lapangan meski kualitas garam sudah bagus , namun tidak ada kenaikan harga dibandingkan yang sudah-sudah. Oleh karena itu pegaram masih menunggu harga kembali stabil setidaknya perkwintal di lahan Rp 25 – 30 ribu untuk kualitas 2 “, tambah Asrofi.
Sementara itu Musa Abdillah ,S Hi tenaga pendamping PUGAR dari KKP Demak mengatakan , memang harga garam masih belum bagus oleh karena itu KKP pusat terus melakukan terobosan baru untuk bisa menstandarkan harga garam. Rencananya bekerjasama dengan PN Garam KKP akan membeli garam dari petani.
Pegaram nantinya tidak akan menjual garam pada para pengepul namun menjual pada pemerintah lewat kelompok garam masing-masing. Namun demikian garam yang akan dibeli ada standart khusus yang diterapkan sesuai dengan standar PN Garam. Oleh karena itu pegaram diharapkan membuat garam dengan kualitas bagus.
“ Kalau rencana itu terealisasi kemungkinan harga garam di tingkat petani tidak akan ambruk lagi seperti ini . Petani bisa menjual garam pada pemerintah dengan standar harga diatas pembelian dari pedagang swasta “, kata Musa. (Muin)