Semarang – Dewasa ini keberadaan konten digital dalam berbagai kelompok usia sangat masif. Anak-anak menjadi salah satu kelompok usia yang paling rentan terpapar. Salah satu dampaknya adalah semakin marak konten digital yang negatif.
Untuk mencegah hal tersebut, Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro mengadakan aksi literasi digital bagi para wali murid yang dilaksanakan di TK Karakter Pelangi Nusantara, Semarang, Sabtu (12/3).
Tim pengabdian dosen yang dipimpin Much. Yuliyanto, S. Sos, M. Si. mengangkat topik Literasi Digital : “Pendampingan Orang Tua dalam Penggunaan Media Sosial dan Edukasi terkait Konten Pornografi pada Anak Usia Dini”.
Keterangan foto : Para pemateri berdiskusi dengan wali murid mengenai topik literasi digital di TK Karakter Pelangi Nusantara Semarang.
Ketua Yayasan TK Karakter Pelangi Nusantara Semarang, Sri Kusmiati mengapresiasi inisiatif Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro ini untuk mengedukasi orang tua terkait literasi digital, terutama agar anak-anak terhindar dari pengaruh konten media dewasa yang buruk. “Literasi digital menjadi hal yang penting untuk dipahami oleh setiap orang tua dalam mendidik anak-anaknya terutama dalam masa pertumbuhan,” ujar Sri Kusmiati.
Penyampaian materi diawali oleh Dr. Hedi Pudjo Santosa yang dilanjutkan dengan menyebutkan data miris perihal banyaknya anak yang menonton tayangan pornografi. Itu riset Lembaga Ilmiah yang cukup kredibel, dan tentu kami mencemaskannya.
Pemateri kedua Dr. Adi Nugroho, M. Si. mengajak orang tua untuk memberikan media komunikasi untuk anak dengan pendampingan yang terus menerus. Baik jika ada aktivitas yang variatif antara kegiatan fisik bermain di halaman atau bersama teman, dan sesekali menggunakan ponsel pintar. Namun harus dalam pendampingan, seperti halnya di tayangan televisi ada tayangan dengan label BO alias bimbingan orang tua. Media memang tak terhindarkan di tangan murid bahkan seumuran TK dan PAUD, tetapi harus digunakan secara bijak.
Dr. Adi mengapresiasi apa yang dikatakan salah satu ortu dengan menyebut ada syarat bagi putranya saat mau menggunakan HP yakni di jam tertentu dan setelah mengaji. Jika ini terpola dan bentuknya bisa sangat variatif tergantung situasi dan konsisi orang tua maupun keluarga, maka dapat meminimalisasi dampak buruk dari media. Namun, melarangnya seratus persen sepertinya mustahil, karena juga masih ada sisi positif dari sebuah media.
Ceramah dan diskusi interaktif ditutup oleh Agus Naryoso, S. Sos. M. Si. yang menunjukkan banyak konten dewasa yang masih bisa memasuki ruang anak-anak. Tak luput dari telivisi pun juga begitu, di jam prime time di mana anak masih waktunya belajar disuguhi televisi dengan acara dewasa yang cenderung pornografi. Agus mengajak ortu untuk menjadi teladan dalam penggunaan hp yang sehat dan bijak. “Jangan melarang anak menggunakan HP tapi ortu sendiri malah asyik mojok ber medsos ria,” ujarnya.
Kegiatan literasi digital bagi orang tua murid kali ini berlangsung secara hybrid paduan secara virtual melalui platform komunikasi Zoom meeting dan luring dengan menghadirkan 20 orang tua hadir dan interaktif di kelas dengan prokes ketat.
Acara literasi digital di TK Karakter Pelangi Nusantara melibatkan mahasiswa D4 Informasi dan Humas Sekolah Vokasi, diantarannya Aulia Handayani, Kinan dan Satria. Mereka aktif mendampingi para peserta dalam kegiatan interaktif ini.
Seluruh peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 55 orang gabungan secara luring dan daring. Harapannya dengan diadakan sosialisasi literasi digital orang tua siswa dapat memilah informasi yang baik dan kurang baik bagi anak, terang Ayu salah satu dosen yang juga tim pengabdian kepada masyarakat Fisip Undip ini.