Demak – Bagi orang yang kurang mampu kuliah merupakan suatu keniscayaan. Untuk makan sehari-hari saja masih kurang sehingga tidak kepikiran untuk menguliahkan putranya ke perguruan Tinggi. Itulah kata-kata yang terngiang di telinga Mufiati dari pembicaraan ibunya. Maklum ayahnya telah mendahului semuanya.
Namun Mufiati lulusan MA Ribhul Ulum Desa Kedungmutih kecamatan Wedung tidak patah semangat . Meski Ibunya melarang untuk kuliah karenaketiadaan biaya. Namun sebagai anak sulung ia bertekad untuk mewujudkan impian itu. Akhirnya di penghujung tahun 2015 ia lulus sebagai Sarjana.
“ Selama satu tahun saya bekerja sebagai guru madrasah diniyah, selain cari uang untuk biaya mendaftar kuliah juga menunggu pendaftaran Bidik Misi “, cerita Mufiati pada kabarseputarmuria.com
Usai penungguan selama satu tahun pendaftaran Bidik Misipun dibuka. Dengan bantuan Guru MA Ribhul Ulum iapun bersama beberapa temannya didaftarkan Bidik Misi. Berkat do’a yang selalu dipanjatkan terus menerus akhirnya iapun lolos dan diterima di UIN Yogyakarta jurusan PBA.
Meskipun diterima lewat Bidik Misi namun Ibunya tidak setuju dengan keinginannya. Sehingga terlontar kata-kata yang intinya jika mau terus kuliah ya harus membiayai dirinya sendiri. Sehingga dengan cara apapun ia harus berangkat ke Yogyakarta untuk menjalani keinginannya itu.
Awalnya ia mengaku pesimis dengan masa depannya itu. Pencairan dana Bidik Misi yang tidak tentu itu membuat ia kreatif . Oleh karena itu semenjak semester dua ia sudah mulai mencari kerja sambilan . Kerja apa saja ia jalani meski berat, semua itu agar kuliahnya lancar sehingga ia harus pindah-pindah pekerjaan.
“ Ya setiap bulan kita dapat bea siswa Bidik Misi namun untuk semua kegiatan pembelajaran saya masih kurang. Minta orang tua jelas tidak mungkin. Akhirnya saya banting tulang kerja sambilan untuk tambahan biaya kuliah “, kata Mufiati yang tinggal di desa Kedungkarang kecamatan wedung.
Sehingga pekerjaan mulai dari loper koran,asisten rumah tangga sampai dengan jualan siomai. Tidak itu saja pekerjaan lainnya juga ia jalani seperti les privat mengajar anak SD, mengajar TPA sampai dengan kasir di restoran.
“ Alhamdulillah dari hasil kerja itu saya bisa kuliah dengan lancar dan juga bisa berorganisasi dengan teman-teman. Uang dari Bidik Misi memang ada tetapi hanya cukup untuk bayar kos saja. Yang lain ya harus cari sendiri “, ungkapnya.
Namun demikian ia kini bersyukur kepada Allah SWT karena impiannya telah terwujud yaitu lulus sebagai seorang Sarjana. Meskipun penuh dengan lika-liku dan perjuangan ia bisa merealisasikan keinginan itu. Perjuangan selama lebih empat tahun telah membuahkan hasil.
“ Usai wisuda ini saya focus untuk cari kerja , dari hasil kerja itulah nantinya saya akan meneruskan cita-cita saya lanjut ke Pasca. Syukur-syukur dapat bea siswa lagi “, katanya bersemangat.
Bagi warga desanya kini Mufiati merupakan sosok yang dibanggakan. Meski keluarganya dari golongan kurang mampu namun karena tekad yang kuat. Di tambah dengan kerja keras title Sarjana bisa diraihnya. Dan bagi tetangga kanan kiri sosok seperti Mufiati bisa dihitung dengan jari. (Muin)
Foto : Dokumen Pribadi Mufiati
Baca juga : Mufiati Siswa MA “Ribhul Ulum ” Lolos SNMPTN Bidik Misi