Jepara – Desa Kedungmalang kecamatan Kedung saat ini menjadi salah satu desa sentra pembuatan ikan asin. Produk ikan asin dari desa pesisir Selatan Jepara ini dipasarkan di local Jepara sendiri . Namun ada pula pengepul yang memasarkannya hingga keluar kota. Seperti Kudus , Semarang , Demak dan juga Solo dan Yogya.

Saat ini warga yang membuka usaha pengolahan ikan asin ini ada sekitar tiga puluhan mulai dari yang kecil sampai yang besar. Mereka membuka usaha pengolahan ikan asin ini di area Tanggul sungai SWD II . Mereka membuat gudang gudang bambu untuk mengolah dan juga menyimpan hasip produksi ikan asin.

Salah satu pengusaha ikan asin yang tergolong besar dan sudah membuka usahanya cukup lama adalah ibu Sarbonah RT 01 Rw 02 desa Kedungmalang.  Setiap hari di gudang bambunya ibu Sarbonah mengolah berbagai ikan laut untuk diasinkan . Aada ikan layur ,ikan munir,ikan kembung, ikan lapan,ikan teri dan masih banyak lagi yang lainnya.

“ Kalau dihitung usaha saya ini sudah ada 40 tahun lebih ,karena saya masih gadis sudah mulai mengolah ikan hasil lau nelayan disini untuk dijadikan ikan asin”, papar ibu Sarbonah pada kabarseputarmuruia.com.

Awalnya ia mengolah ikan hasil perolehan ayahnya yang jadi nelayan. Jika hasil nelayan banyak ikan harganya menurun drastic . melihat kondisi itu ia kemudian mencoba mengolah ikan ,menjadi ikan asin kering. Setelah jadi ia mencoba pasarkan ke pasar pasar diseputar desa Kedungmalang. Hasilnya lumayan bagus dan dapat keuntungan.

“ Nah melihat kondisi itulah saya kemudian mengolah tidak hanya ikan hasil dari keluarga saya sendiri . Namun saya kulakan ke pasar ikan dan mengolah menjadi mikan asin. Selain saya sendiri saya merekrut tetangga untuk bekerja di uasaha pengolahan ikan ini “, tambah mbah Sarbonah.

Usaha yang dahulunya kecil kini sudah menjadi usaha yang lumayan besar ditingkat desanya . Selain ia sendiri myang mengelola usaha pengolahan ikan asin ini ia dibantu 3-5 warga tetangganya. Jika pasokan ikan banyak iapun kadang menambah tenaga untuk mempercepat produksinya. Agar produksi terus ada iapun setiap hari mengolah ikan segarb menjadi ikan asin.

Pada musim penghujan seperti ini ikan asin cukup laris penjualannya. Banyak pengepul yang datang ke gudangnya untuk kulakan ikan asin untuk dijual kembali ke pasar-pasar tradisional di seputaran Jepara. Untuk harga ikan tergantung jenisnya mulai dari Rp 15 ribu – 35 ribu setiap kilonya. Selain itu ada juga Blenyik atau tempong yaitu ikan teri yang di kepal kecil kecil yang cukup lezat jika dicampur dengan irisan lombok ,bawang dan tomat dikukus dengan minyak kelapa.

“ Ini namnya blenyik atau tempong terbuat dari ikan teri  caranya masaknya gampang dikukus dikasih bumbu lombok,bawang merah dan tomat diiris kecil kecil. Dikasih minyak kelapa cara makannya dengan nasi hangat rasanya enak tenan”, kata ibu Sarbonah sambil menunjukkan Tempong atau Blenyik yang dibungkus plastic siap dijuakl ke pasar. (Muin)