Demak – Meskipun saat ini sudah ada jembatan permanen yang melintasi sungai serang di desa Tedunan kecamatan Wedung . Namun di desa yang berbatasan dengan desa Karangaji dan Tedunan kecamatan Kedung masih ada jembatan sesek. Jembatan sesek adalah jembatan darurat yang dibuat dari bamboo dan batang pohon kelapa .
Jaman dahulu jembatan sesek ini menjadi satu-satunya alat penyeberangan melintasi sungai Serang jika musim kemarau tiba. Jika musim penghujan jembatan sesek itu roboh di terjang air banjir dan digantikan oleh penyeberangan perahu. Namun seiring dengan kemajuan pembangunan jembatan itu satu persatu digantikan jembatan permanen.
Namun karena letak jembatan permanen yang terlalu jauh dari pemukiman. Warga masih membutuhkan jembatan sesek ini meskipun harus membayar setiap melewati jembatan ini. Adapun tarifnya untuk orang sekali jalan Rp 500 dan PP 1.000. Sedangkan untuk sepeda atau sepeda motor biasanya ongkosnya dua kali lipat.
Pemungut jasa penyeberangan jembatan sesek itu adalah orang yang mempunyai ijin dari PSDA . Hasil dari penarikan orang yang melewati jemb atan sesek itu selain untuk biaya membangun jembatan , juga biaya perijinan atau sewa lahan ke PSDA.
“ Kalau yang jembatan sesek ini yang punya ijin pak mantan kepala desa Fahrur. Kalau yang sebelah sana saya kurang tahu “, ujar salah satu warga desa Tedunan kecamatan Wedung yang melewati jembatan sesek itu pada kabarseputarmuria.com.
Di lihat sepintas orang yang melewati jembatan sesek itu tidak seramai dulu ketika belum ada jembatan permanen di dukuh Nambangan. Saat ini orang yang menggunakan jasa jembatan sesek adalah pejalan kaki dan juga pengguna sepeda onthel. Untuk pengguna sepeda motor biasanya mereka lebih senang memutar meskipun butuh waktu.
Oleh karena itu penghasilan penunggu jembatan sesek ini tidak sebanyak dahulu. Saat ini orang atau pengendara yang melewati jembatan sesek ini seharinya bisa dihitung dengan jari. Namun karena masih dibutuhkan oleh warga terutama pejalan kaki maka jembatan darurat dari bamboo dan papan glugu ini masih ada sampai sekarang.
Dulu sebelum dibangunnya jembatan permanen , pemilik jembatan darurat ini meraup keuntungan yang besar setiap harinya. Tetapi saat ini era kejayaan jembatan sesek di desa Tedunan ini sudah surut. Yang masih jaya adalah jembatan sesek di dukuh Godhang desa Kaliombo kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara seharinya bisa mencapai 300 ribu rupiah. (Muin)