JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) sedang berusaha menghidupkan kembali jalur kereta api (KA) Demak-Pati-Rembang. Namun siapa sangka, saat menelusuri sisa-sisa jalur KA itu, salah satu bekas stasiun di Demak justru sudah beralih fungsi menjadi kafe.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro memiliki pengalamannya sendiri saat menyempatkan diri meninjau stasiun yang beralih fungsi itu. Edi pun mengaku sempat adu argumen dengan pemilik kafe tersebut.
“Kalau itu milik bapak, buktinya mana?” kata Edi sembari menirukan omongan si pemilik kafe, Beberapa waktu yang lalu
Mendapat pertanyaan itu, Edi pun merasa tergelitik. Bagaimana tidak, kata dia, di depan kafe itu terdapat rel kereta api yang dulu digunakan pada saat jalur itu masih berfungsi.
“Dia (pemilik kafe) minta bukti lagi,” kata Edi sembari tertawa.
Belum lagi kata dia, di kafe itu masih terdapat sisa-sisa bukti bahwa dulunya merupakan stasiun.
“Di situ juga ada bekas loket tiketnya,” ucap dia.
Lebih lanjut dia menurut kan bahwa kafe itu bernama kafe Angkasa. Dia pun meminta agar bawahannya segera menyelesaikan masalah alih fungsi lahan aset KAI tersebut. Pasalnya, pemerintah sudah sangat berkeinginan menghidupkan kembali jalur KA tersebut.
Saat ini, dari total aset lahan KAI seluas 270,6 juta meter persegi, baru 147,5 juta meter persegi yang dikuasai KAI dengan tanda sertifikat. Selain aset tanah, KAI juga memiliki masalah terkait aset rumah dinasnya. Dari 16.424 unit rumah dinas yang tersebar di Jawa dan Sumatera, baru 8.517 atau 57 persen yang dinyatakanclean and clear.
Penulis | : Yoga Sukmana |
Editor | : Fidel Ali Permana |