JEPARA, KOMPAS.com – Akibat cuaca buruk di perairan Karimunjawa , ratusan wistawan tak jadi menyeberang ke pulau Jawa dari Karimunjawa. Kapal yang biasanya ditumpangi dari Jepara tak berlayar  sehingga mereka terjebak di Karimunjawa hingga 10 hari.

Para wisatawan yang terjebak di Pulau Karimun Jawa terdiri dari wisatawan lokal dan mancanegara. Para wisatawan lokal datang dari Jakarta, Surabaya, Blitar, Yogyakarta, dan Solo. Sementara para wisatawan mancanegara datang dari Perancis, Spanyol, Jerman, dan negara-negara wilayah Eropa lain.

“Kami terdampar enam hari di Karimun Jawa. Yah lumayan juga jadi ngeluarin biaya untuk homestay. Ya kira-kira 1,5 juta, Mas. Jadi ada biaya tambahan deh,” ungkap Santi Nainggolan seperti yang dilansir dari  KompasTravel di atas KM Binaiya milik PT Pelni beberapa hari lalu.

Santi menggunakan biro perjalanan lokal di Jepara untuk berlibur ke Karimun Jawa. Ia datang bersama keluarga berjumlah 10 orangdn Ia mengeluhkan tentang bantuan dari pihak pemerintah untuk para wisatawan yang terjebak.

“Harusnya ada bantuan dari pemerintah seperti kapal untuk evakuasi. Kalau gak ada kapal berhari-hari itu kan gak wajar,” jelas Santi.

KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJOKapal ikan membawa para wisatawan yang terjebak di Karimun Jawa menuju KM Binaiya milik PT Pelni untuk menyeberang ke Pelabuhan Tanjung Mas dari Pelabuhan Karimun Jawa, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2015).

Kisah lain muncul dari satu pasangan dari Barcelona, Spanyol, Anna dan Eduard. Ia datang ke Indonesia untuk liburan musim panas dan salah satu destinasi wisata yang dikunjungi adalah Karimun Jawa. Mereka terjebak selama 10 hari di Karimun Jawa karena tidak ada kapal penyeberangan.

“Sebenarnya ada pilihan lain untuk bisa keluar dari Karimun Jawa. Pesawat terbang tapi hanya sedikit dan sudah penuh. Harganya sangat mahal. Tiket dijual untuk harga tertinggi,” kata Eduard.

Anna menambahkan para wisatawan yang terjebak harus sangat berhemat dalam menggunakan uang jika tak membawa uang tunai. Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di sana, lanjut Anna, sudah tidak ada cadangan uang untuk dapat diambil. Beruntung, Anna dan Eduard memiliki cadangan uang tunai yang masih dapat digunakan.

“Rencananya kami mau diving tapi karena cuaca buruk tidak jadi. Uang untuk diving tidak terpakai. Jadi uang itu bisa kami pakai untuk biaya menyeberang dengan kapal itu (KM Binaiya dari PT Pelni),” tutur Eduard.

KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJOKM Binaiya milik PT Pelni yang membawa wisatawan menikmati liburan dalam program ‘Let’s Go Karimun Jawa’ 18-20 Juli 2015. Kapal ini memiliki kapasitas penumpang mencapai 1.000 orang.

Informasi yang dihimpun KompasTravel, terdapat 125 orang wisatawan yang akhirnya dapat menyeberang menggunakan KM Binaiya. Hampir 20 orang di antaranya adalah wisatawan mancanegara. Para wisatawan terlihat duduk di pinggir pelabuhan dan menunggu giliran untuk dapat naik ke kapal.

Cerita lain datang dari wisatawan asal Jerman, Fabian yang baru mengetahui jika saat cuaca di Karimun Jawa sedang buruk. “Tidak ada Tourism Information Center di sini yang menyediakan informasi akurat. Saya hanya tahu dari para wisatawan dan travel agent,” katanya dalam bahasa Inggris saat ditemui Pelabuhan Karimun Jawa.

Sebelumnya, 700 wisatawan yang ingin berangkat menuju Karimun Jawa pun terpaksa dibatalkan karena cuaca buruk. Informasi dari website BMKG (Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika), ombak di Karimun Jawa mencapai 4 meter dan menyebabkan tidak ada penyeberangan.


Penulis : Wahyu Adityo Prodjo
Editor : I Made Asdhiana